www.zejournal.mobi
Senin, 20 Mei 2024

Ilmuwan mengatakan: ‘Partikel Tuhan’ bisa menghancurkan alam semesta

Penulis : Sputnik | Editor : Indie | Jumat, 06 April 2018 10:24

Para peneliti asal Inggris telah memperingatkan bahwa fenomena ini akan berupa letusan yang terjadi secara tiba-tiba bukan kekacauan yang terjadi perlahan-lahan yang pada akhirnya mengakibatkan hancurnya alam semesta, sebuah proses yang mereka klaim sudah mulai terjadi.

Dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh para ahli fisika Universitas Harvard di the journal Physical Review D , secara rinci menyebutkan adanya peran dari sebuah gelembung kosmik raksasa yang bersifat merusak, yang mereka klaim kemungkinan berasal dari Higgs boson, sebuah partikel dasar dalam ilmu fisika yang kadang-kadang disebut sebagai “partikel Tuhan”

Massa Higgs boson, yang ditemukan pada Penumbuk Hadron Raksasa pada tahun 2012, saat ini berada pada angka 125 gigaelectronvolts, sebuah angka yang para ilmuwan katakan mungkin suatu hari nanti bisa berubah, sesuai dengan aturan fisika kuantum.

Jika massa ini pada akhirnya berubah, hal ini dapat membahayakan seluruh elemen vital yang ada di alam semesta, mengubah wujudnya sendiri dan pada akhirnya menghancurkan seluruh kehidupan.

Metamorfosis serupa dari “partikel Tuhan” akan melahirkan gelembung energi negative yang meluas, di mana dampaknya dapat mengacaukan semua hukum fisika. Gelembung bola ini akan terus tumbuh sampai pada akhirnya menelan alam semesta, menurut para peneliti.

Mereka memperingatkan kemungkinan prosesnya telah dimulai dan mustahil untuk memprediksikan kemungkinan kerusakan partikel Higgs boson dikarenakan ukuran alam semesta kita yang sangat besar.

Di waktu yang bersamaan mereka menegaskan bahwa waktunya hanya sekitar sepuluh quinquadragintillion tahun lagi, sampai hal ini dapat dikaitkan dengan perbincangan mengenai akhir dari alam semesta.

“Itu waktu yang sangat lama. Matahari kita akan terbakar dan banyak hal yang akan terjadi dalam sistem tata surya kita sebelum hal ini terjadi,” Anders Andreassen, penulis utama studi ini, menekankan.


Berita Lainnya :


- Source : sputniknews.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar