www.zejournal.mobi
Sabtu, 20 April 2024

'Saya Merinding, Teriakan Minta Tolong Bergema di Itaewon': Kesaksian Seorang WNI

Penulis : Ian - Publica News | Editor : Anty | Senin, 31 Oktober 2022 16:47

Beta Bayusantika (27), orang Indonesia, baru keluar dari Stasiun Itaewon, Seoul, pada Sabtu (29/10) sekitar pukul 21.00 waktu setempat. Tak jauh dari stasiun kereta bawah tanah itu ia melihat orang-orang berebut keluar dari mulut gang kecil.

Mahasiswa program master di Universitas Hanyang itu merinding seketika. Teriakan histeris dan minta tolong bergema dari gang selebar 3,2 meter (bukan 4 meter seperti ditulis Publicanews kemarin) yang disesaki seratusan ribu orang itu.

"Dari arah gang itu, kami melihat banyak orang berusaha keluar. Sungguh menyayat hati," kata Bayu kepada The Korea Times, Senin (31/10).

Ia melihat massa berebut keluar dari gang sempit sepanjang 40 meter yang pada hari-hari biasa menjadi kawasan hiburan malam paling menyenangkan tersebut.

"Saya merinding mendengar orang berteriak 'Tolong! Tolong! Tolong!' dalam bahasa Korea. Suaranya bergema di Itaewon," ujarnya.

Bayu ke Itaewon untuk mencari hiburan setelah penat oleh situasi lockdown. Ia mendengar ada pesta perayaan Halloween di sana.

Ia ingin merasakan suasana multikultural di sepotong jalan yang menjadi latar serial drama korea (drakor) terkenal, Itaewon Class. Bayu seorang penggemar berat drakor.

Kebetulan, pesta mengenang orang-orang kudus dalam mitologi Kristen, Halloween, di Itaewon sangat terkenal sebelum Covid-19. Sebagai anak muda, Bayu ingin merasakan kemeriahan tersebut untuk kali pertama.

Hingga Senin pagi, Badan Penanggulangan Bencana dan Keselamatan (CDSC) Korsel mencatat jumlah korban tewas #TragediItaewon sebanyak 154 orang --bertambah tiga orang dibanding hari sebelumnya. Di antara mereka ada satu siswa SMP dan lima murid SMA di Seoul.

Jumlah korban diperkirakan masih akab bertambah mengingat 33 korban lainnya masih dalam kondisi serius. Sebanyak 116 orang lainnya luka ringan.

Menutut CDSC, diantara korban meninggal terdapat 26 warga asing. Rinciannya adalah lima orang dari Iran, masing-masing empat dari China dan Rusia, dua dari Amerika Serikat, dua dari Jepang, dan sisanya dari Prancis, Australia, Norwegia, Austria, Vietnam, Thailand, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Sri Lanka. CDSC tidak menyebut ada korban WNI, sampai sejauh ini.

#TragediItaewon pada Sabtu malam terjadi ketika kerumunan besar pengunjung pesta Halloween memadati gang sempit menurun selebar 3,2 meter. Beberapa dari mereka mulai terjatuh akibat berdesakan, menyebabkan efek domino. Mereka saling bertumpukan dan terinjak-injak sepanjang 40 meter.

Tragedi ini merupakan bencana kerumunan massa paling mematikan dalam sejarah Korea. Bencana terburuk Korsel adalah tewasnya 304 siswa SMP dalam kasus karamnya feri Sewol di perairan lepas pantai selatan pada 2014.

Presiden Yoon Suk-yeol mengumumkan masa berkabung nasional hingga 5 November, ia memerintahkan penarikan bendera setengah tiang. Pemerintah berencana untuk mendirikan sebuah altar berkabung di pusat kota Seoul sebagai tetenger, penghormatan kepada para korban.

Senin pagi, seorang perempuan pekerja kantor meletakkan karangan bunga di lokasi kejadian. Adiknya yang masih 17 tahun menjadi salah satu korban.

"Saya berdoa untuknya. Saya tidak habis pikir, apa sesungguhnya yang terjadi," katanya di tengah linangan airmata, kepada Yonhap.


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar