www.zejournal.mobi
Sabtu, 27 April 2024

Siprus Akhirnya Menghukum Suami yang Membantu Istri Mati Atas Nama Cinta

Penulis : Oca Publica News | Editor : Anty | Rabu, 02 Agustus 2023 11:32

Phapos - Membunuh, sekalipun atas permintaan korban, tetaplah kejahatan. Hakim Pengadilan Phapos, Siprus, akhirnya menghukum David Hunter (76) dua tahun karena terbukti membantu istrinya Janice (74) untuk mengakhiri hidup.

Kasus ini unik dan baru pertama kali terjadi di Siprus --bahkan mungkin dunia. David terpaksa mencekik atas permintaan Janice yang tak tahan lagi menderita kanker darah.

"Di hadapan kita ada kasus unik, mengambil nyawa manusia atas dasar cinta, dengan tujuan membebaskan korban dari penderitaannya," ujar Hakim Michalis Droussiotis, seperti ditulis laman CyprusMail, Senin (31/7) petang.

Namun, ia tetap harus menghukum pensiunan pekerja tambang Inggris yang pindah ke Siprus itu karena menghilangkan nyawa seseorang, apapun alasannya.

"Ini adalah kejahatan terhadap nyawa manusia, yang merupakan kebajikan tertinggi. Mengambil nyawa adalah tindakan kriminal," Michalis Droussiotis menegaskan.

Tapi karena David ditahan sejak Desember 2021, ia tak perlu menjalani pidana penjara. "Tuan Hunter bisa bebas hari ini," ujar hakim.

David keluar gedung pengadilan penuh emosi. Ia lelah menghadapi sidang 19 bulan lamanya --selama itu pula ia meringkuk di penjara. Bahkan sekadar tersenyum kepada teman-temannya yang datang dari Inggris pun ia tak sanggup.

Pria asal Northumberland itu hanya melambai lemah. "Saya tidak bisa menggambarkan perasaan saya. Maaf. Saya berharap bisa, saya berharap bisa menemukan kata-kata, tetapi saya tidak bisa," ujar David terbata-bata dan parau.

Tanda-tanda 'kemenangan' David sudah terlihat dalam sidang Jumat (21/7) lalu. Saat itu hakim yang sama memutuskan David tidak terbukti melakukan pembunuhan berencana terhadap istrinya. Sidang hari ini mengadili kasus 'membantu menyudahi hidup' sang belahan jiwa.

Vonis dua tahun ini memperlihatkan hakim juga bimbang karena David menghilangkan nyawa istrinya atas dasar cinta yang mendalam. "Setelah istrinya menangis dan berkali-kali memohon," Hakim Droussiotis menjelaskan.

Anak tunggalnya, Lesley Cawthorne (47), lega ayahnya bebas hari ini. Ia berharap sang ayah dapat membangun kembali kehidupan tanpa ibunya.

"Pembebasan ayah juga berarti kami akhirnya bisa berduka untuk ibu dan saya harap semua orang menghormati privasi kami," katanya.

Ia akan menemani ayahnya untuk tinggal di Phapos sementara waktu. Menurutnya, ayahnya belum bisa move on, masih terpukul atas kehilangan Janice --yang 'secara hukum mati di tangannya'.

"Ayah ingin menghabiskan waktu dengan ibu, mengunjungi makamnya yang belum pernah dilihatnya, setiap hari," ujar Lesley.

David membunuh Janice pada pagi 18 Desember 2021. Ia bangun dan membuat kopi. Ia kembali mendengar Janice menangis, memintanya mengakhiri penderitaan akibat kanker dua tahun terakhir. David ikut menangis karena tidak tahu cara membantu sang istri untuk mati. Namun ia spontan mencekik Janice.

Hakim Droushiotis mengatakan kasus David ini tragis dan sangat personal. Ada banyak manusia di luar sana didera kesulitan hidup, termasuk masalah kesehatan, tapi mereka tidak mengambil nyawa orang yang dicintai.

Menurutnya, penting untuk mempertimbangkan kondisi personal pelaku. Tetapi hukum juga harus memberi pesan kepada masyarakat.

"Bahwa menghilangkan nyawa manusia --dengan niat 'mulia' mengakhiri penderitaan-- tetaplah kejahatan. Hukum dan etika adalah tulang punggung masyarakat kita," ia menegaskan.


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar