www.zejournal.mobi
Jumat, 26 April 2024

Makin Banyak Pria Korsel Jadi 'Ibu Rumah Tangga'

Penulis : Ian - Publica News | Editor : Anty | Rabu, 01 Maret 2023 15:39

Seoul - Guru paruh waktu Yoon Keun-byul (39) memutuskan berhenti bekerja pada 2020 lalu. Ia memilih tinggal di rumah untuk merawat putrinya yang berusia 3 tahun.

Lama ia meyakinkan istri bahwa waktu bersama anak itu berharga dan uang bisa dicari nanti. "Teman-teman saya, termasuk istri saya, menentang keputusan tersebut," kata Yoon kepada Korea JoongAng Daily, Kamis (23/2) petang.

Di Korea Selatan, makin banyak pria yang menjadi 'ibu rumah tangga'. Menurut data Layanan Informasi Statistik Korea (KOSIS) pada 15 Februari, ada 215 ribu pria 'yang tidak aktif secara ekonomi' alias tidak sedang bekerja karena bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 17 ribu pria memilih menjadi orang tua penuh waktu. Ini adalah angka tertinggi sejak KOSIS mulai mengumpulkan data pada 1999. Angka 215 ribu tersebut meningkat 21,4 persen dibanding tahun 2021.

Cerita serupa disampaikan Lee Seung-bin (41), seorang pengembang di sebuah perusahaan game. Ia mengambil 'cuti ayah' pekan depan karena ingin menjadi 'ibu rumah tangga'.

Lee memilih tinggal di rumah untuk merawat anak pertamanya yang bakal masuk sekolah dasar pada Maret nanti. Lalu pada Juni, istrinya akan melahirkan anak kedua mereka. Istrinya seorang pemasar pada perusahaan IT

"Saya pikir menghasilkan uang dan melindungi keluarga adalah hal yang membuat seorang ayah menjadi ayah yang 'baik'," ujarnya.

Meningkatnya jumlah ayah yang tinggal di rumah ini berbeda dengan peningkatan pada akhir 1990-an dan awal 2000-an. Saat itu karena banyak pria kena PHK akibat krisis keuangan.

Menurut KOSIS, ada tren semakin banyak pria menjadi ibu rumah tangga dan semakin sedikit wanita mengerjakan pekerjaan keluarga.

Pada 2013, terdapat 144 ribu pria tidak aktif secara ekonomi karena mengurus rumah tangga. Jumlah itu menjadi 166 ribu pada 2018 dan 232 ribu pada akhir 2020.

Sementara jumlah perempuan yang menjadi ibu rumah tangga pada 2013 sebanyak 7,32 juta. Jumlah tersebut terus menurun menjadi 6,98 juta pada akhir 2022.

Seok Jae-eun, profesor kesejahteraan sosial di Universitas Hanlim, menjelaskan pembagian kerja berdasarkan stereotipe gender pudar di kalangan populasi muda Negeri Ginseng. Hal ini karena semangat emansipasi atau kesetaraan gender.

"Mereka semakin sadar akan kesetaraan gender, semakin banyak pria yang condong ikut mengasuh bayi dan pekerjaan rumah tangga lainnya," kata Jae-eun.

Jumlah perempuan 'ibu rumah tangga' memang masih melebihi jumlah 'bapak rumah tangga'. Tapi, menurut Jae-un, tren pria yang menjadi 'ibu rumah tangga' meningkat.


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar