www.zejournal.mobi
Kamis, 02 Mei 2024

Rusia Korbankan 'Tentara Sekali Pakai' di Ukraina

Penulis : Ian - Publica News | Editor : Anty | Kamis, 03 November 2022 10:35

Prajurit Ukraina Yevgen (38) terkejut tentara Rusia yang dikirim berperang di Bakhmut, Oblast Donetsk, Ukraina, gampang dipukul mundur, sebagian besar tewas.

Pada sebuah malam, Yevgen dan regunya terlibat kontak senjata dengan lusinan prajurit Kremlin. Baku tembak tak sampai 15 menit. Karena situasi gelap, Yevgen tak berniat memeriksa kondisi musuhnya.

Esok paginya, Yevgen dan regunya memeriksa lokasi kontak senjata, dan terkejut banyak mayat tentara Rusia bergeletakan.

"Ada mayat dimana-mana," katanya, setengah tak percaya, kepada Moscow Times, Rabu (2/11). "Ini 'tentara sekali pakai' yang dikiirim ke Bakhmut," ia menambahkan.

'Tentara sekali pakai' (disposable soldiers) yang dimaksud adalah warga Rusia biasa yang dimobilisasi untuk berperang ke Ukraina. Mereka direktrut melalui program mobilisasi parsial. Mereka umumnya hanya sepekan-dua pekan dilatih dan langsung dikirim ke garis depan.

"Mengerikan sekali, mereka bertempur dengan kami di garis depan. Ini jelas horor. Semuanya hancur," Yevgen menjelaskan.

Menurut sejumlah pengamat, prajurit mobilisasi itu tidak sadar dijadikan umpan agar tentara bayaran Wagner mengetahui posisi tentara Ukraina.

Kelompok Wagner didirikan oleh pengusaha kroni Kremlin, Yevgeny Prigozhin. Pria 61 tahun itu mengambil peran yang semakin menonjol dalam invasi Rusia ke Ukraina. Prigozhin telah mengirim ribuan tentara yang direkrut dari penjara-penjara Rusia dengan iming-iming amnesti dan gaji.

"Biasanya mereka muncul ketika hari mulai gelap," ujar Anton (50), dari Brigade ke-93 Ukraina. “Para prajurit ini tanpa pengalaman, tak becus menembak, dan disodorkan pada kami. Mereka hanya bertahan beberapa menit," ia menambahkan.

Setiap malam selusin 'tentara sekali pakai' ini dikirim ke arah posisi tentara Ukraina. "Tugas mereka adalah maju ke arah kami, memaksa kami menembaki mereka, untuk mengungkapkan posisi kami," mayor Sergiy dari Brigade ke-53 menjelaskan. "Setelah itu, mereka menembakkan artileri atau mengirim pasukan komando yang lebih berpengalaman ke posisi kami."

Sergiy menunjukkan sebuah video yang dia rekam sendiri, memperlihatkan seorang tawanan Rusia terbaring di tanah. Lengan kanan dan kaki kirinya terluka. Prajurit Rusia itu kemudian diinterogasi.

"Dimana penjaramu?" seorang Mayor Ukraina terdengar bertanya. "Kopeika," jawab pria tersebut, merujuk pada nama penjara di Voronezh, Rusia barat.

Sang tawanan yang terluka itu mengaku dilatih dua pekan oleh kelompok Wagner. Semua rekan seregu merupakan mantan napi.

Selain merekrut napi, kelompok Wagner juga mempekerjakan tentara bayaran dan profesional. Mereka dibayar tinggi bahkan dibanding gaji tentara reguler Rusia.

Pada awal Oktober lalu Prigozhin terlihat mengunjungi sebuah penjara di Rusia dan menunjuk puluhan napi untuk direkrut. "Aku akan mengeluarkanmu dari sini hidup-hidup. Tapi saya tidak akan selalu membuat Anda kembali hidup-hidup," kata bos perusahaan Concord itu kepada kerumunan tahanan.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada 21 September mengumumkan program 'mobilisasi parsial' warga sipil untuk dikirim ke Ukraina. Ia menargetkan merekrut 300 ribu orang. Tanpa kecakapan berperang.

"Putin mengubah seribu, dua ribu, tiga ribu tentara untuk menjadi umpan meriam Ukraina. Baginya, nyawa orang sipil tidak ada harganya. Dan tentara ini (yang mudah ditaklukkan Ukraina; red) hanyalah 'tentara sekali pakai'. Tidak lebih," ujar Nestor dari Brigadi ke-53.


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar