www.zejournal.mobi
Sabtu, 27 April 2024

Makin Tak Berkesudahan: Jembatan Kerch Dibom, Rusia Balas Tewaskan 17 Warga Ukraina

Penulis : Publica News | Editor : Anty | Senin, 10 Oktober 2022 14:19

Perang Rusia ke Ukraina makin tak beresudahan. Pagi dini hari tadi, pasukan Rusia melakukan serangan rudal ke kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan.

"Setelah serangan rudal larut malam di Zaporizhzhia, setidaknya 20 rumah dan sekitar 50 gedung bertingkat rusak. 17 orang tewas, sampai sekarang," Anatoliy Kurtev, Sekretaris Dewan Kota Zaporizhzhia, menulis di Telegram, seperti dikutip Moscow Times, Minggu (9/10) petang.

Serangan rudal ini diduga merupakan balas dendam setelah Jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia dengan Krimea yang dianeksasi rubuh akibat bom mobil, kemarin. Jembatan tersebut vital untuk transportasi logistik dan persenjataan invasi Rusia ke Ukraina.

Wakil Perdana Menteri Rusia Marat Khusnullin telah mengirim regu penyelam untuk memeriksa siapa pengebom jembatan. Sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab.

"Tentu saja ada kemarahan dan ada keinginan yang sehat untuk membalas dendam," ujarnya.

Balas dendam itu berupa rudal yang menyasar fasilitas sipil di Zaporizhzhia, salah satu dari empat wilayah Ukraina yang diklaim menjadi wilayah Rusia sekarang. Ini kali kesekian Rusia membombardir kota yang memiliki instalasi nuklir terbesar Ukraina, yang dibangun semasa Uni Soviet.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan serangan pagi buta terhadap fasilitas sipil tersebut sebagai 'kekejaman mutlak'.

"Zaporizhzhia lagi. Serangan tanpa ampun terhadap orang-orang yang damai lagi. Mereka menyerang tempat tinggal sipil, tepat di tengah malam," kata Zelensky. "Ini bentuk kekejaman dari orang yang memberi perintah dan semua orang yang menaati perintah," ia menambahkan.

Zelensky menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin kalap menyusul hancurnya Jembatan Kerch. Jembatan bernilai 5,6 miliar, sekitar Rp 85,6 triliun, itu merupakan simbol aneksasi Rusia terhadap Krimea pada 2014. Jembatan di atas Laut Hitam tersebut hancur sehari setelah Putin merayakan ulang tahun ke-70.

Kerch meledak dalam bola api besar, menewaskan tiga orang, dan merusak rantai pasokan penting bagi Rusia. Jalur kereta api menuju Moskow lumpuh.

Kuat dugaan, bom truk yang menghancurkan Jembatan Kerch ada kaitan dengan Ukraina.

Seorang penasihat Presiden Zelensky mengisyaratkan serangan terhadap jembatan tersebut baru permulaan. "Semua yang dicuri harus dikembalikan ke Ukraina," ia menegaskan.

Saling balas serangan ini dikhawatirkan memicu eskalasi. Kementerian Pertahanan Inggris memperingatkan kemungkinan Rusia yang sudah tegang akan menumpuk pasukannya di Ukraina selatan.

"Perang makin tidak berkesudahan," kata Kementerian, seperti ditulis The Sun.


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar