www.zejournal.mobi
Senin, 20 Mei 2024

Sebelum Pensiun, Presiden Duterte Ingin Tingkatkan Kekuatan Tentara & Polisi Filipina

Penulis : RT | Editor : Indie | Jumat, 12 Juli 2019 11:56

Kekuatan dan fasilitas pasukan keamanan Filipina harus ditingkatkan agar bisa menghadapi serangan yang dilancarkan musuh, ujar Presiden Duterte. Lebih lanjut, sang presiden menekankan hal ini harus dilakukan karena bisa saja sepak terjang kelompok Islam ekstrimis meningkat usai masa jabatannya selesai.

Rodrigu Duterte mengaku tangannya mulai berkeringat ketika ia memikirkan tentang kemungkinan serbuan ISIS di provinsi Basilan dan Sulu (yang berada di sebelah selatan Filipina), kelompok yang selama ini ia coba basmi sejak menjabat sebagai presiden tiga tahun yang lalu.

Menurut Duterte, situasinya akan sangat berhabaya usai ia mengakhiri masa jabatannya di tahun 2022 mendatang. Sang presiden berusia 74 tahun ini lantas meminta para anggota parlemen untuk mendukung gagasannya memfasilitasi Pasukan Bersenjata Filipina (AFP) dan Polisi Nasional Filipina (PNP) dengan senjata modern.

“Saya ingin ketika saya pergi nanti, militer dan polisi Filipina sudah dilengkapi senjata modern yang bisa mengalahkan musuh negara, khususnya terorisme,” kata Duterte.

“Menurut saya situasi di masa mendatang akan sangat berbahaya dan saya harap kita mampu menghadapi segala marabahaya,”

Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, Duterte bertolak ke Rusia dan China untuk mencari senjata terbaru untuk pasukannya.

Selama perjalanannya ke Rusia dan China sang presiden berhasil mendapatkan banyak senjata yang diperlukan, akan tetapi Duterte mengatakan kalau masih ada “beberapa barang” tambahan yang ia cari.

Menanggapi tindak-tanduk presiden Duterte, AS mengatakan seharusnya Filipina membeli senjata dari AS bukan malah dari negara rival AS.


Berita Lainnya :

Sebagai informasi, saat ini Duterte dilaporkan sedang mencari mobil lapis baja, kapal patroli, kapal selam dan helikopter untuk melengkapi fasilitas AFP dan PNP. Duterte bahkan mengaku kalau dirinya akan mempertimbangkan AS sebagai supplier asalkan kesepakatan jual-belinya antar kedua negara dilakukan secara adil dan tanpa ikatan.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar