www.zejournal.mobi
Sabtu, 11 Mei 2024

Sensor konflik? Youtube menghapus rekaman koalisi serangan udara

Penulis : RT | Editor : Indie | Jumat, 29 September 2017 14:47

Rekaman serangan koalisi udara melawan ISIS di Iraq telah dihapus dan diketatkan oleh Youtube, mencetuskan deretan amukan penyensoran untuk situs berbagi video.

Semua video tersebut mengijinkan dunia untuk melihat penghancuran perang yang telah dihapus oleh Youtube, video yang menawarkan pers dan publik nampak seperti jendela transparansi angka terhadap perilaku pasukan koalisi.

Hal ini terlepas dari propaganda jihad yang masih ada di web.

Video resmi koalisi tersebut dirilis oleh Komando Pusat AS dan Koalisi Internasional untuk Operasi Resolusi Inheren telah dihapus dari tombol berbagi ataupun pemakaian pengetatan usia.

Dikarenakan Kementerian Pertahanan di Inggris menyangkal korban sipil di Suriah dan Irak sambil membual tentang kematian 3.000 para jihadis, kepentingan yang ditempatkan pada video tersebut sebagai dokumen resmi perang adalah yang terpenting.

Para aktivis dan kelompok pemantau telah menghubungi pemilik Google di Youtube untuk bertindak dengan cepat, menuduh raksasa teknologi itu menyensor rekaman perang.

“Kami kembali di titik pertama dimana @Youtube menyensor semua video konflik.” Ucap Airwars di Twitter, Selasa pagi.

“Video-video ini merupakan video resmi yang dirilis tentang konflik melawan ISIS, diarsipkan oleh kami secara tetap sebagai rekaman perang dengan deskripsi asli.

“Ada kebutuhan mendesak untuk @Youtube @TeamYoutube untuk menyortir konten ekstrim mereka. Sementara arsip konflik yang sahnya sedang disensor.”

Kedua video yang dipertanyakan dari tahun 2015, berkaitan dengan serangan udara terhadap ISIS.

Satu video yang dilakukan pengetatan usia menunjukkan sebuah VBIED (bom mobil) diletakka di Fallujah, Irak.

Lainnya, yang sudah dihapus, menunjukkan sebuah serangan terhadap “pusat distribusi keuangan” ISIS di Mosul, Irak.

“Walaupun berbagai situs lainnya telah mengalami berbagai masalah signifikan yang sedang terjadi dengan Youtube, ini adalah masalah pertama kami sejak tanggal 10 Agustus. Youtube sekarang telah menghapus satu lagi arsip video koalisi dari saluran Youtube kami dan telah mengetatkan aturan usia di video lainnya.” Direktur Airwars, Chris Woods, memberitahu RT.

“Kedua video itu aslinya diputar dalam saluran Koalisi itu sendiri tanpa ada masalah. Kami melihat tak adanya alasan yang masuk akal dari video-video ini, diantara ratusan arsip yang dimiliki Airwas, yang tekena dampaknya.

“Apapun tujuan Youtube disini, nyatanya mereka menyensor kunci dari konflik di video-video tersebut yang mana seharusnya diarsipkan secara permanen untuk anak cucu kita nanti.”

Google mengklaim bahwa ini karena sistem cek otomatis Youtube yang memberikan bendera pada konten yang mencurigakan, yang telah menghapus video-video itu secara otomatis di masa lalu.

Pada awal tahun ini, para aktivis dibiarkan terguncang ketika bukti kejahatan perang di Suriah dihapus.

Para pakar mengatakan praktek tersebut menyusahkan kemampuan PBB untuk memantau perang dan membawa kejahatan criminal tersebut ke peradilan.

Pakar HAM Keith Hiatt mengatakan tim PBB mungkin “perlu memanfaatkan media sosial dan informasi sumber terbuka saat menangani kasus yang akan melibatkan tim kejaksaan.”

“Segalanya menjadi lebih rumit saat ini, semua video yang dulunya ada di Youtube sudah tidak ada lagi.” Dia berbicara pada New York Times.


Berita Lainnya :

Pakar kejahatan perang lainnya mengatakan bukti perang Suriah dan kejahatan yang dilakukan telah “hilang dari pandangan mata kita.”

Video tersebut sebelumnya telah disimpan di Youtube setelah semua keluhan dari para juru kampanye.

Seorang jurubicara untuk Youtube memberitahu RT bahwa mengunggah semua video dipantau olej teknologi “mesin pembelajaran” baru yang focus pada pencarian konten yang berpotensi bermasalah, dari video grafis sampa promosi propaganda.

Video-video tersebut diambil kemudian diperiksa oleh staf Youtube.

Menurut situs berbagi video tersebut yang menerima 400 video tiap menitnya, setiap video harus mematuhi peraturan mereka. Sang pengunggah harus “menjelaskan tujuannya” dan memberikan peringatan yang cukup jika mereka menampilkan kejadian saat perang.

Video apapun yang tidak mematuhi peraturan akan dihapus.

Youtube mengakui “kesalahan yang telah dilakukan” namun bersikeras video apapun yang ditarik karena eror akan diunggah kembali.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar