www.zejournal.mobi
Senin, 29 April 2024

Putin VS Obama di pertemuan PBB

Penulis : RT | Editor : Admin | Selasa, 29 September 2015 12:33

Para pemimpin Rusia dan Amerika Serikat telah mengadakan pertemuan bilateral disela-sela Sidang Majelis Umum PBB/UN General Assembly (UNGA) di New York, tak lama setelah mereka berdua berbicara kepada masyarakat internasional pada isu-isu geopolitik yang paling mendesak di dunia.

Pertemuan antara kedua pemimpin tersebut berlangsung selama kurang lebih satu jam setengah – melebihi batas 55 menit. Setalah pembicaraan tersebut, Presiden Putin berjalan  keluar untuk menemui pers dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang pertemuan tersebut dan pidatonya dalam Sidang Majelis Umum PBB.

“Pertemuan hari ini sangatlah konstruktif, praktis dan secara mengejutkan terang-terangan,” kata Presiden Rusia kepada pers. “Kami menemukan banyak kesamaan, tetapi ada perbedaannya juga. Dan faktanya perbedaan dan kesamaan tersebut telah diketahui maka dari itu tidak perlu untuk mengulanginya.”

Sementara Obama tidak berbicara kepada pers setelah pertemuan tersebut, seorang pejabat AS menegaskan kepada Reuters bahwa sang presiden setuju untuk mengeksplorasi pilihan bagi solusi politik di Suriah, dengan perbedaan pendapat yang tersisa mengenai masa depan Presiden Assad. Pembicaraan-pembicaraan politik akan terus berlanjut antara AS dan menteri luar negeri Rusia, sementara Pentagon akan mengatur pembicaraan antara militer dan militer, tambah pejabat tersebut.

Dalam pidatonya kepada Majelis Umum, Putin menegaskan bahwa pemerintahan Damaskus “tetap menjadi kekuatan yang sah di Suriah sementara tentara nasional negara itu adalah satu-satunya kekuatan bersenjata secara hukum memerangi terorisme di Suriah. Presiden Rusia  mengusulkan ulang usaha yang bersatu  dan membangun koalisi internasional yang luas melawan terorisme, yang akan mengkoordinasikan upaya-upaya dengan Damaskus.

“Kami tidak mengesampingkan apapun. Tetapu jika kami melakukan sesuatu, kami akan melakukan sepenuhnya sesuai dengan norma-norma hukum internasional,” kata Putin, menjawab pertanyaan apakah militer Rusia berencana untuk melakukan serangan-serangan udara anti-ISIS di Suriah. “Kami telah berbicara tentang itu hari ini: jet-jet militer dari Australia, Perancis dan Amerika Serikat sedang melawan serangan-serangan udara tidak hanya di Irak – dimana ini dibenarkan dalam hukum internasional, karena adanya permintaan dari pemerintah Irak – dalam kasus Suriah, wilayah tersebut adalah terlarang, dan kami telah berbicara tentang hal ini juga.”

Sementara tidak ada partisipasi militer Rusia dalam operasi darat di Suriah, Putin mengatakan bahwa Moskow sedang mempertimbangkan pilihan lain dalam mendukung mereka yang memerangi teroris di darat Suriah, seperti milisi Kurdi dan yang terutama tentara nasional Suriah.

Pusat informasi bersama yang diciptakan di Baghdad untuk mengkoordinasikan upaya anti-teroris dari kekuatan regional adalah salah satu contoh dari dukungan tersebut, Putin mengatakan dan menambahkan bahwa kantor pusat ini terbuka bagi siapa saja yang tertarik untuk bergabung dalam memerangi terorisme.

Mengomentari beberapa posisi pemimpin Barat yang bersikeras bahwa Assad adalah sosok yang ‘harus ditangani’ dan harus digulingkan, Putin sekali lagi mencatat bahwa hanya bergantung pada rakyat Suriah untuk memutuskan dan memilih pemimpin mereka.

“Saya menghormati rekan-rekan saya – Presiden Amerika Serikat, serta Perancis – Namun mereka, sejauh yang saya ketahui bukanlah warga negara Republik Suriah, dan oleh karena itu tidak mungkin bahwa mereka harus terlibat dalam penentuan nasib manajemen negara lain,” kata Putin kepada media. Namun ia menekankan bahwa pertempuran anti-teroris di Suriah harus dilakukan sesuai dengan proses-proses politik.

Putin mengakui bahwa hubungan antara Moskow dan Washington berada pada tingkat yang rendah pada saat ini, tetapi juga menyatakan bahwa itu bukanlah atas inisiatif Rusia bahwa ikatan dengan AS telah putus, dan bahwa ini adalah hasil dari “posisi yang dipilih oleh rekan Amerika”.

Sebelum memasuki ruang rapat kedua presiden berjabat tangan di depan kamera, namun menolak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.

Sebelumnya pada hari itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengadakan makan siang negara-negara bagi para delegasi kepala negara Sidang ke-70 Majelis Umum PBB, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Barack Obama duduk dikedua sisinya.

Makan siang yang tidak resmi tersebut diikuti oleh penyampaian pesan dengan profil tinggi oleh kedua pemimpin pada pembukaan debat UNGA, Senin.

Hubungan pribadi antara Putin dan Obama telah mendingin sejak Washington memperkenalkan sanksi-sanksi terhadap Moskow tahun lalu yang menuduhnya meningkatkan krisis di Ukraina.

Terakhir kali kedua pemipmin Rusia dan Amerika bertemu adalah selama Pertemuan Puncak Belfast G8 pada Juni 2013. Pada bulan September di tahun yang sama, Obama dan Putin juga sempat bertemu di sela-sela KTT G20 di St. Petersburg, Rusia.

Sejak itu, sebagian besar bursa perdagangan mereka telah berlangsung melalui telepon, dimana kedua pemimpin berfokus pada pemecahan krisis di Ukraina dan Suriah.

 


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar