www.zejournal.mobi
Minggu, 19 Mei 2024

Ganja Menghambat Replikasi SARS-CoV-2 di Paru-Paru Manusia

Penulis : Mary F. | Editor : Anty | Rabu, 17 Maret 2021 12:58

Dengan virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan hampir 3 juta kematian di seluruh dunia, para peneliti berusaha keras untuk mempelajari lebih lanjut tentang penyakit mematikan COVID-19 yang telah mengancam kesehatan masyarakat global dan ekonomi dunia.

Sebuah studi baru, yang diterbitkan di server pracetak bioRxiv minggu lalu, menunjukkan bahwa senyawa tanaman ganja menghambat infeksi SARS-CoV-2 di sel paru-paru manusia.

Menurut para peneliti di University of Chicago di Illinois, cannabidiol (CBD), bahan kimia dalam tanaman Cannabis sativa, juga dikenal sebagai mariyuana, dan metabolitnya 7-OH-CBD, memblokir replikasi SARS-CoV-22 di sel epitel paru. Sel epitel adalah sel yang berasal dari permukaan tubuh, seperti kulit, pembuluh darah, saluran kemih atau organ.

Para peneliti juga menemukan bahwa CBD tampaknya menghambat ekspresi gen virus dan membalikkan banyak efek SARS-CoV-2 pada transkripsi gen inang.

CBD juga tampaknya memunculkan ekspresi interferon, protein yang dilepaskan oleh sel, sebagai respons terhadap masuknya virus, yang seharusnya menghambat replikasi virus.

Selain itu, untuk pasien yang telah menggunakan CBD, kejadian infeksi SARS-CoV-2 naik lebih rendah dibandingkan pada pasien yang tidak menggunakan CBD.

“Studi ini menyoroti CBD, dan metabolit aktifnya, 7-OH-CBD, sebagai agen pencegahan potensial dan perawatan terapeutik untuk SARS-CoV-2 pada tahap awal infeksi,” penulis utama Marsha Rosner dan rekannya mengatakan kepada News Medical.

Ini bukan pertama kalinya para ilmuwan menyarankan bahwa CBD dapat membantu mencegah COVID-19.

Menurut Dr. Frank Lucido, dokter praktik keluarga yang menangani pasien ganja medis, CBD berpotensi mengurangi sitokin, yaitu zat yang disekresikan oleh sel-sel sistem kekebalan sebagai bagian dari respons alami kekebalan tubuh.

“CBD tampak menjanjikan dalam mengurangi badai sitokin, yang tampaknya merupakan aspek paling merusak dari infeksi COVID-19,” kata Lucido kepada San Francisco Chronicle pada September 2020.

Dalam artikel peer-review yang diterbitkan dalam jurnal Brain, Behavior and Immunity, para peneliti dari University of Nebraska dan Texas Biomedical Research Institute juga mengatakan CBD menurunkan peradangan paru yang diinduksi SARS-CoV-2, dan juga melarang produksi sitokin oleh sel kekebalan.


Berita Lainnya :


- Source : sputniknews.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar