www.zejournal.mobi
Sabtu, 02 November 2024

Studi: Virus manusia modern berusia jutaan tahun, pada awalnya ditemukan dalam tubuh binatang

Penulis : RT | Editor : Indie | Jumat, 06 April 2018 12:58

Banyak virus yang menjangkiti manusia dewasa ini berkembang dari berbagai hewan purba dan bahkan dapat ditelusuri kembali ke vertebrata pertama yang pernah ada, menurut penelitian baru tersebut.

Studi yang dilakukan oleh para peneliti di The University of Sydney tersebut bersama dengan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China, serta Pusat Klinik Kesehata Masyarakat Shanghai, telah diterbitkan dalam jurnal bertajuk ‘Alam’ dan menawarkan sebuah pandangan baru terhadap pemahaman virus masa kini.

Tim tersebut mengatakan mereka berhasil mendapatkan penemuannya dengan meneliti RNA daripada DNA, berbagai virus yang menjangkiti 186 spesies binatang tidak tercakup dalam studi infeksi virus sebelumnya. Dalam melaksanakan studinya, mereka menemukan 214 virus RNA baru yang terdapat pada berbagai reptil, amfibi, lungfish, ikan bersirip-ray, ikan bertulang rawan dan ikan tanpa rahang yang nampak sehat.

“Studi ini mengungkap beberapa kelompok virus yang telah ada dalam seluruh sejarah evolusi vertebrata, studi ini merubah pemahaman kita terhadap evolusi virus,” ujar Professor Eddie Holmes, dari Marie Bashir Institute untuk Penyakit Infeksi & Biosecurity di University of Sydney.

“Untuk pertama kalinya kami dapat benar-benar menunjukkan bahwa berbagai virus RNA telah berusia jutaan tahun, dan telah ada sejak vertebrata pertama hadir di dunia ini.”

Ikan, pada khususnya, membawa keragaman virus “yang luar biasa”, ujar Holmes, dikarenakan hampir setiap jenis virus yang ditemukan dalam mamalia, saat ini juga ditemukan dalam ikan. “Kami bahwa menemukan virus Ebola dan influenza di dalam ikan,” sang profesor menambahkan.

Namun, berbagai virus yang dibawa ikan, tidak berdampak pada kesehatan manusia, ujar Holmes, hanya merupakan bagian alami dari keanekaragaman hayati virus.

“Studi ini menekankan betapa sungguh luasnya bidang pervirusan, atau yang disebut dengan “virosphere”. Banyak virus berada di mana-mana,” ujar sang profersor yang menambahkan bahwa lebih banyak penelitian masih diperlukan untuk mengidentifikasi “jutaan virus lainnya yang masih bisa ditemukan”.


Berita Lainnya :


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar