www.zejournal.mobi
Sabtu, 18 Mei 2024

Rusia & Filipina tandatangani perjanjian kerjasama pertahanan, menegaskan kembali kesatuan melawan terorisme

Penulis : RT | Editor : Samus | Jumat, 26 Mei 2017 16:17

Rusia dan Filipina telah menandatangani hampir 12 perjanjian, termasuk sebuah perjanjian kerjasama militer dan pertahanan, beberapa hari setelah Rodrigo Duterte harus segera kembali dari Moskow untuk menangani krisis teroris yang sedang berlangsung di bagian selatan negaranya.

Secara keseluruhan, Moskow dan Manila menandatangani 11 dokumen yang telah dipersiapkan dalam kunjungan presiden Filipina tersebut di Rusia.

“Ini termasuk perjanjian kerjasama pertahanan, memorandum pada kerjasama energi nuklir, perdagangan, investasi, industri, transportasi, budaya dan kesenian, juga sebuah program tindakan untuk kerjasama dalam bidang pariwisata dan sebuah rencana untuk konsultasi antara kementerian luar negeri kami,” Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan dalam pebincangannya dengan Menteri Urusan Luar Negeri Filipina Alan Peter Cayetano.

Kedua menteri tersebut mendiskusikan “peningkatan kerjasama” untuk menghadapi ancaman global, seperti terorisme internasional, perdagangan obat-obatan terlarang, kejahatan cyber dan para pembajak di laut.

Pada hari Selasa, setelah pertemuan mereka di Kremlin, Presiden Rusia Vladimir Putin dan rekan Filipina nya menginstruksikan kepada delegasi mereka untuk menandatangani sejumlah dokumen penting setelah Duterte memberlakukan darurat militer dan pulang kembali ke Filipina karena adanya serangan teroris di Marawi.

Duterte mengatakan kepada Putin bahwa negaranya membutuhkan seorang rekan yang bisa diandalkan dan pemasok senjata modern untuk melawan terorisme. Masalah ini menjadi lebih menekan setelah Washington menghentikan penjualan dari 27.000 senapan tahun lalu, mengutip dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Filipina.

“Tentu saja, negara kami membutuhkan senjata modern, kami telah memesannya kepada AS, namun sekarang situasinya di sana tidak lancar dan untuk memerangi ISIS, beserta unit dan faksi mereka, kami membutuhkan persenjataan modern,” Duterte mengatakan.

Berbicara kepada para wartawan pada hari Rabu, Cayetano mengatakan bahwa Rusia bersedia untuk memberikan “semua upaya” untuk memenuhi permintaan Duterte. Philippine Star juga melaporkan selama pertemuan dengan Putin bahwa Presiden Rusia tersebut diduga meminta pinjaman kepada Rusia untuk membeli persenjataan.

“Tanggapan Federasi Rusia melalui Presiden Putin sangatlah murah hati,” kata Cayetano dalam sebuah pengarahan pers. “Mereka telah menunjukkan apa yang tersedia untuk kami. Saya tidak bisa mendiskusikan tentang ini sekarang... tetapi mereka sedang menunggu proposal dari kami.”

“Ini adalah peralatan-peralatan yang benar-benar modern yang bisa digunakan untuk memerangi para teroris yang bisa menghindari terlukanya atau korban warga sipil, dan mencegah kerusakan lebih luas,” Cayetano menambahkan.

Telah terjadi pertempuran sengit di Marawi pada hari Kamis, dengan pihak militer melakukan serangan-serangan presisi terhadap para teroris Maute yang telah memasuki kota tersebut pada hari Selasa. Kelompok yang berafiliasi dengan ISIS tersebut menyandera warga sipil setelah dilaporkan membunuh setidaknya 11 orang, menurut laporan-laporan.

Menegaskan kembali solidaritas terhadap rakyat Filipina, Lavrov sekali lagi mengekspresikan belasungkawa kepada keluarga dan teman para korban dari para teroris Maute yang terus menteror kota Marawi.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar