www.zejournal.mobi
Rabu, 15 Mei 2024

Ledakan di udara mungkin menyebabkan kecelakaan pesawat Rusia A321

Penulis : RT | Editor : Admin | Rabu, 04 November 2015 14:22

Bentuk luka dari para penumpang pesawat jet Rusia yang jatuh di Semenanjung Sinai, Mesir, pada hari Sabtu kemarin menunjukkan bahwa ledakan dapat terjadi di dalam pesawat sebelum jatuh, seorang dokter Mesir yang memeriksa mayat-mayat korban kecelakaan mengatakan, kantor berita Sputnik melaporkan.

“Sejumlah besar bagian tubuh mungkin menunjukkan bahwa ledakan yang kuat telah terjadi di dalam pesawat sebelum jatuh,” kata seorang ahli forensik Mesir kepada kantor berita tersebut.

Sebuah analisis DNA akan diperlukan untuk mengidentifikasi para korban kecelakaan pesawat Rusia A321 di Mesir, ahli forensik tersebut menambahkan.

Sebelumnya, tabloid Rusia LifeNews megnaku telah memperoleh hasil pemeriksaan medis forensik yang diduga menyatakan bahwa para penumpang “di bagian ekor kapal tewas karena luka-luka ledakan tersebut.”

Menurut penyiarnya, mereka didiagnosa dengan luka bakar yang melebihi 90 persen, dengan para ahli mencatat bahwa partikel-partikel logam dari penutup pesawat menusuk tubuh para korban.

Namun kantor berita TASS mengutip para ahli Rusia dan Mesir yang mengatakan bahwa mereka tidak menemukan luka-luka yang terkait dengan ledakan selama pemeriksaan awal pada tubuh para korban kecelakaan.

“Tidak ada tanda-tanda dampak dari ledakan selama pemeriksaan awal,” sumber tersebut mengatakan.

Salah satu ahli Mesir juga mengatakan kepada TASS bahwa “tidak ada tanda-tanda dampak eksternal” yang ditemukan pada tubuh para korban.

Sejauh ini belum ada pengumuman resmi dari hasil pemeriksaan medis forensik dari para korban kecelakaan.

Kata seorang pejabat AS pada hari Selasa yang tidak ingin disebutkan namanya, sebelum pesawat penumpang Rusia tersebut jatuh di Semenanjung Sinai, sebuah satelit inframerah Amerika telah mendeteksi kilatan panas di wilayah sekitarnya dan menunjukkan bahwa ledakan mungkin terjadi di dalam kapal.

“Kilatan yang diamati oleh satelit tersebut adalah sebuah bukti, namun tidak dapat memberikan kesimpulan. Hal ini juga dapat terjadi jika ada sebuah serangan rudal, kebakaran atau ledakan,” seorang mantan komandan penerbangan, Sultan Mahmud Hali mengatakan kepada RT.

“Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah pesawat tersebut meledak di udara atau tidak. Sulit untuk mengetahui luka seperti apa jika ledakan nya terjadi di udara. Dan saya pikir juga akan sulit untuk membedakannya jika ledakan tersebut terjadi di darat,” kata Padhra.

Ledakan pada mesin bisa menyebabkan jatuhnya pesawat Rusia tersebut karena pesawat meluncur tepat setelah menyelesaikan tahap pendakian, ketika “mesin-mesin nya berada pada tingkat tekanan terendah.”

Ada sebuah “kemungkinan bahwa pesawat tersebut bertabrakan dengan objek lain – saya berpikir, khususnya kendaraan-kendaraan udara yak berawak atau drone mungkin telah dioperasikan di daerah itu untuk mengumpulkan intelijen oleh otoritas yang berbeda... Kita semua tahu daerah tersebut adalah daerah kondlik. Kita tahu bahwa drone dapat mencapai ketinggian tersebut,” katanya.

Semua penumpang yang berjumlah 224 orang tewas dalam kecelakaan tersebut, menjadikannya kecelakaan pesawat penumpang sipil paling mematikan dalam sejarah Rusia dan Soviet.

Sejak kecelakaan yang terjadi pada tanggal 31 Oktober tersebut, beberapa kemungkinan penyebab tragedi Sinai ini dibahas oleh para ahli.

Negara Islam

Negara Islam (sebelumnya ISIS/ISIL) berusaha untuk mengklaim bahwa mereka bertanggung jawab atas insiden tersebut, mengatakan bahwa mereka menjatuhkan pesawat itu sebagai pembalasan atas operasi udara Rusia terhadap kelompok teroris tersebut di Suriah.

Namun, banyak ahli menolak pernyataan tersebut, mengatakan bahwa para jihadis ini hanya memiliki sistem pertahanan udara portabel tanpa kemampuan untuk mencapai ketinggian terbang Airbus tersebut.

Bom di dalam pesawat

Sebuah ledakan bom di dalam pesawat sempat disebutkan sebagai kemungkinan lain penyebab kecelakaan itu.

Perusahaan intelijen global Stratfor milik AS mengatakan bahwa seringkali personel keamanan Mesir sering disuap untuk memungkinkan seorang penumpang masuk pesawat tanpa diperiksa, dengan pemeriksaan kargo di dalam negeri juga tidak cukup ketat.

Kerusakan mekanis

Ada juga spekulasi bahwa ada sebuah korosi dari bagian pesawat yang dapat menyebabkan kecelakaan tersebut, teori ini didukung dengan pernyataan yang mengatakan bahwa pesawat meledak di udara.

Namun, kementerian penerbangan sipil Mesir mengatakan pada hari Selasa bahwa tidak ada fakta-fakta untuk mendukung pernyataan bahwa pesawat tersebut benar-benar meledak di udara.

Wartawan juga menemukan bahwa Airbus 321 ini menyenggol bagian ekornya pada landasan selama pendaratan yang gagal pada tahun 2001. Pesawat tersebut kemudian diperbaiki, namun beberapa ahli percaya kerusakan permanen dapat menyebabkan kecelakaan.

Seorang pilot kelas satu Rusia, Andrei Litvinov membagikan pandangannya dengan surat kabar Kommersant bahwa tragedi Sinai itu terjadi karena adanya “bagian logam yang sudah tua, sebuah pesawat tua yang sudah rusak.”

Kesalahan manusia juga sempat disebutkan dalam penjelasan awal mengenai insiden ini, namun dengan cepat ditolak.

“Biasanya akan memakan waktu empat sampai lima minggu untuk memeriksa isi dari kotak hitam tersebut karena itu adalah sebuah proses teknis,” tambahnya.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar