www.zejournal.mobi
Kamis, 02 Mei 2024

Issei Sagawa, 'Kanibal dari Kobe' yang Jadi Selebritas

Penulis : Oca - Publica News | Editor : Anty | Kamis, 22 Desember 2022 11:51

Tokyo - Issei Sagawa adalah 'mahluk' kontroversial Jepang. Pria asal Kobe itu seorang pembunuh kanibal, tapi tak pernah dihukum.

Pria pendek --tingginya tak sampai 145 cm-- itu membunuh, memperkosa setelah mati, memutilasi, dan memakan bagian tubuh korbannya di Prancis. Tetapi Pengadilan Paris membebaskannya.

Sagawa meninggal 24 November lalu pada usia 73 tahun karena radang paru-paru. Tapi media-media Jepang menghadiahinya tulisan obituari, bahkan hingga sebulan setelah kematiannya

Inilah kegilaan media, menempatkan 'Kanibal dari Kobe' bak selebritas. Redaksi majalah gaya hidup Vice pernah mengingatkan 'kesalahan' media-media. Vice adalah majalah Kanada yang berbasis di Amerika Serikat.

"Inilah kesalahan media kepada publik. Kami telah mendorong pria aneh ini untuk eksis, menghidupinya sebagai figur publik, dan ironi itu tidak pernah hilang," kata sang redaktur, seperti ditulis Japan Times, Selasa (20/12) petang.

Sagawa membunuh korbannya di Paris pada 1981 silam. Ia mahasiswa jurusan Sastra Universitas Sorbonne saat itu. Pada 11 Juni, pria yang lahir prematur tersebut mengundang temannya asal Belanda Renee Hartevelt (25) ke aparemennya dengan dalih belajar bersama.

Tapi Sagawa menembak gadis Renee dari belakang. Lalu memperkosa, memutilasi, dan memakan sebagian tubuhnya. Sisanya ia simpan dalam koper yang kemudian ia buang ke taman Bois de Boulogne.

Saat menangkapnya empat hari kemudian, polisi menemukan potongan tubuh Renee lainnya di dalam kulkas.

Dalam film dokumenter berjudul Caniba, Sagawa menjelaskan tindakannya didasari hasrat fetishistik. Dalam ilmu psikologi, fetishistik merupakan gangguan psikologis yang membuat penderitanya tertarik pada benda mati atau bagian tubuh tertentu untuk memuaskan hasrat seksualnya. Sagawa berfantasi melahap bokong Renee.

“Kanibalisme yang aku lakukan distimulasi oleh hasrat fetishistik,” kata Sagawa enteng, dalam film dokumenter tersebut. "Aku pikir aku gila karena memakan Renee."

Pada 1982, polisi Prancis mengunjungi Jepang untuk menyelidiki masa lalu Sagawa. Maka gegerlah Jepang. Mereka berlomba-lomba menjadikan kasus kanibalisme Sagawa sebagai berita utama.

Ternyata Sagawa pernah nyaris membunuh mahasiswi Tokyo sepuluh tahun sebelumnya. Tapi korban mencabut laporannya setelah mendapat kompensasi besar dari ayah Sagawa, seorang pengusaha kaya raya.

Prancis menutup kasus kanibalisme ini dan mendeportasi Sagawa ke Jepang. Sagawa ditempatkan di rumah sakit jiwa.

Namun, dokter yang merawatnya menilai Sagawa layak diadili. Sayangnya, otoritas Jepang menyerah karena gagal mendapatkan dokumen investigasi dari otoritas Prancis.

Sagawa keluar dari rumah sakit sebagai orang bebas pada 1985. Alih-alih menyesali perbuatannya, Sagawa malah menulis memoar bertajuk Kiri No Naka (Dalam Kabut) yang menceritakan detail pembunuhan dan kanibalismenya. Kisah dalam buku itu ditayangkan secara serial di televisi Jepang.

Media-media global terkejut atas sikap publik Jepang yang menjadikannya 'selebritas kecil' (mengacu tubuh Sagawa yang pendek). Mereka lupa menuntut keadilan.

Sagawa telah menulis empat buku merinci kejahatannya. Ia juga menulis kolom mingguan di sebuah tabloid Jepang. "Masyarakat telah menjadikan saya ayah baptis kanibalisme dan saya senang akan hal itu," ujar Sagawa, tanpa rasa bersalah..

Novelis Juro Kara menulis buku Sagawa Kun Kara No Tegami (Surat-surat dari Sagawa) yang menyabet Penghargaan Akutagawa 1983. Sagawa makin terkenal dan kaya raya dari royalti.

Namun Sagawa orang yang boros. Ketika ia terkena stroke pada 2013, hartanya ludes untuk pengobatan. Ia kemudian dirawat kakaknya sampai meninggal

Ia tidak pernah dimintai pertanggungjawaban atas aksi sadisnya. "Kejahatan Sagawa menempatkannya meraih popularitas dan uang yang banyak. Ketenaran dan ironi tidak hilang darinya," tulis Vice.


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar