www.zejournal.mobi
Sabtu, 27 April 2024

Lampu Penerangan Bertenaga Surya sebagai Solusi Hemat Listrik dan Masalah Pemadaman

Penulis : Niha Alif | Editor : Anty | Rabu, 30 Maret 2022 11:34

Saat ini salah satu solusi untuk beralih ke energi terbarukan dari ketergantungan pada fosil dan batubara adalah penggunaan kendaraan listrik. Indonesia sendiri tak mau kalah dalam inovasi energi terbarukan lewat produksi baterai untuk kendaraan listrik. Meski begitu, kendaraan listrik sendiri tak bisa menjadi solusi transisi energi untuk mengatasi perubahan iklim. Diperlukan inovasi-inovasi lain untuk alih energi seperti lampu penerangan jalan bertenaga surya.

Penggunaan tenaga surya hibrida ini memanfaatkan dua cuaca yang berbeda. Saat cuaca terang, penerangan akan menggunakan sinar matahati untuk pengisian baterai. Sebaliknha saat cuaca berawan, dengan mulus beralih ke listrik dari jaringan. Teknologi ini harusnya bisa dimanfaatkan negara tropis seperti Indonesia. Dengan sinar matahari melimpah, negara kita harusnya memanfaatkan teknologi ini ke semua ranah. Mulai dari listrik untuk rumah, industri, fasilitas umum hingga penerangan jalan.

Dilansir dari grid.id, penerangan jalan tenaga surya dan hibrida tenaga surya membuka jalan untuk menurunkan emisi dan mengurangi kebutuhan pembangkit listrik tambahan, utamanya di daerah yang lebih terpencil di mana infrastruktur yang ada sangat minim.

Menanggapi dampak ekonomi dari Covid-19, Uni Eropa mengusulkan rencana pemulihan besar untuk benua tersebut dengan fokus utama beradaptasi terhadap era digital dan berinvestasi dalam teknologi yang lebih bersih dan lebih tangguh untuk masa depan. 

Signify (Euronext: LIGHT), pemimpin dunia di bidang pencahayaan, berpendapat bahwa Eropa dapat melompat langsung ke solusi seperti tenaga surya sebagai bagian dari Kesepakatan Hijaunya, yang dijuluki sebagai "momen Europe's Man on the Moon" oleh presiden Komisi Eropa, Ursula van der Leyen. "Perluasan pencahayaan tenaga surya di wilayah baru Yunani, memperkuat visi kami untuk menyediakan keamanan bagi masyarakat lokal yang dihasilkan dari pencahayaan tenaga surya berkualitas tinggi,” tambahnya.

Teknologi hibrida kini menjadi solusi yang dapat dipertimbangkan dan memungkinkan untuk daerah dengan hanya sinar matahari musiman, memberikan lebih banyak keleluasaan untuk mengakses manfaatnya.

Teknologi ini memperluas pasar tenaga surya. Alih-alih tenaga surya hanya relevan untuk negara-negara berlimpah sinar matahari, hibrida tenaga surya memperluas jangkauan teknologi ini ke sekitar 6,5 miliar masyarakat di dunia.

Penerangan jalan bertenaga surya hibrida memanfaatkan kedua dunia. Penerangan menggunakan sinar matahari untuk mengisi baterainya dan pada cuaca berawan dengan mulus beralih ke listrik dari jaringan.

“Teknologi ini memberikan cara yang sangat hemat energi untuk penerangan jalan, jalan raya dan taman serta meningkatkan persentase penggunaan energi terbarukan. Teknologi hibrida ini juga berkontribusi untuk menyeimbangkan beban listrik. Misalnya, daya baterai dapat digunakan pada jam sibuk, sehingga pembangkit listrik yang dibutuhkan lebih sedikit,” kata Antonio Espada, Head of Public Segment, Eropa, untuk Signify.

 “Lampu jalan tenaga surya dan tenaga surya hibrida sangat cocok utamanya untuk negara-negara di mana pemadaman listrik biasa terjadi. Ini dapat membantu mencegah kejahatan dan berkontribusi terhadap masyarakat yang lebih aman dan lebih tangguh,” tambah Verhaar.

Semoga saja inovasi penerangan lampu jalan ini bisa diterapkan secara merata di Indonesia. Memang di beberapa lokasi seperti jalan utama provinsi sudah terpasang lampu jalan bertenaga surya, tapi masih sebatas jalan utama. Kedepannya diharapkan lampu ini juga menjadi penerangan di setiap sudut kota, desa hingga masuk ke gang-gang pemukiman. Sebelum kita berbicara mengenai teknologi metaverse, memang lebih baik mengadopsi teknologi ini secara menyeluruh.

Pemerintah bisa bekerja sama dengan PLN untuk pengadaan lampu di jalanan. Karena kolaborasi ini tentunya lebih menguntungkan ketimbang persaingan. PLN bisa jemput bola dengan mendata supply listrik untuk lampu-lampu jalan dan menemukan jumlah kapasitas yang akan diperuntukkan nantinya. Bisa juga menggandeng institusi akademik untuk aplikasi teknologinya nanti. Sebagai informasi, China saat ini tengah mengembangkan energi terbarukan dari matahari dan angin di gurun Gobin dengan target hampir 500 Giga Watt. Pertanyaannya, Indonesia kapan?

Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah kedepannya, kita harap gebrakan baru bisa segera dirasakan. Mulai dari lampu penerangan dulu, lalu merambah ke teknologi lain seperti kendaraan listrik dan industri. Jangan sampai Indonesia sebagai surga energi terbarukan hanya jadi penonton dengan masifnya pertumbuhan ini.

Referensi:

https://idea.grid.id/amp/092876044/inovasi-lampu-jalan-bertenaga-surya-hibrida-signify-jadi-solusi-daerah-terpencil-yang-sering-alami-pemadaman-listrik?page=3


Berita Lainnya :


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar