www.zejournal.mobi
Minggu, 19 Mei 2024

Banyak Yang Murtad Karena Dibodoh-bodohi Penjual Agama? Apa Peran Waketum MUI?

Penulis : Abu Daeng Al-Makasary | Editor : Anty | Jumat, 29 Januari 2021 10:54

Banyak yang murtad dari Islam gara-gara miskin? Kata Anwar Abbas, Waketum MUI. Kalau ini benar, maka apa saja peran MUI selama ini sebagai lembaga yang sering mengeluarkan label halal? Bukankah dari label ini ada royalti mengalir, artinya banyak fulusnya?

Bukan cuma kulkas, sandal, bahkan cat tembok pun pakai label halal. Kalau tidak dikontrol lagi, bisa jadi yang akan jadi pejabat tinggi, harus ada label halal dulu dijidatnya, misalnya siapa yang akan jadi Kapolri, maka harus dihalalkan dulu? Kan koplak.

Orang Islam yang kaya-kaya juga tidak sedikit, amat sangat banyak malah. Soal pindah agama adalah hak asasi manusia. Mungkin selama ini tokoh-tokoh seperti Rizieq, Somad, dan beberapa tokoh yang pernah duduk di MUI menampilkan wajah Islam yang sangat intoleran, sehingga banyak yang tidak respek.

Dan bagi yang awam soal Islam justru akan menghindar dan tidak mau bahas agama. Bahkan ada beberapa orang yang berkata ketika melihat fenomena demo-demo 212 “Kalau kayak begini caranya Islam, yang suka mabok agama, mending ngak usah beragama deh, bikin ribet aja, ini mah preman berjubah agama terjun ke dunia politik”

Jadi apa yang disampaikan si Anwar Abbas ini harusnya melihat lebih dalam lagi persoalan. Orang yang dituduh murtad itu bisa jadi memang tidak respek lagi wajah Islam yang digambarkan saat itu hingga kini karena ulah para preman berjubah agama itu.

Orang yang dituduh murtad itu memang belum sempat belajar lebih dalam soal agama. Atau orang yang dituduh murtad itu memang lagi memacu nalarnya agar tidak beragama dengan model kadrun yang suka memaksakan kehendaknya.

Kalau dipikir-pikir, lembaga yang mendata jumlah orang islam yang murtad karena dibilang miskin itu apa sih visi dan misinya? Apakah hanya mencatat saja, atau data itu fiktif sebagai pengembangan narasi? Jangan-jangan ada upaya negatif ya? Memancing isu agama yang sensitif itu?

Jika hanya mendata saja dan menghabiskan biaya, bukankah itu pekerjaan sia-sia belaka. Mendata tapi tidak ada solusi, hanya kerjaan yang diada-adakan. Tapi bagaimana pun, kemiskinan itu karena keadilan sosial yang pincang. Di orde baru keadilan sosial tidak ditegakkan, yang ada hanya keluarga cendana dan kroni-kroninya semakin kaya dengan berbagai proyek, apakah mereka ini bukan orang Islam?

Lalu di masa SBY, yang ngaku Islam juga banyak dan juga kaya-kaya. Tapi apakah keadilan sosial itu dimaksimalkan sehingga mengurangi jumlah orang miskin? Apakah di masa kekuasaan SBY itu, jumlah orang Islam yang miskin berkurang?

Yang namanya fulus atau uang itu tak kenal agama. Kalau memang orang itu bejat dan licik rakus ingin menguasai banyak sumber daya, maka akan membuat jurang sosial yang tinggi.

Jika kemiskinan dihubungkan dengan agama yang murtad, ini terlalu sempit cara berpikirnya. Orang-orang kayak gini suka bikin halu. Sama seperti mister Steven, si mualaf yang ngaku mau dibayar 10 Miliar asal dia kembali ke kristen. Ini kan upaya provokasi. Dan seberapa berharganya orang ini sampai ada yang mau buang-buang duit percuma 10 miliar?

Berita halunya orang ini masih ada kok di link ini : https://www.suara.com/news/2020/06/18/124356/ustaz-steven-ngaku-ditawari-rp-100-m-agar-pindah-agama-dan-4-berita-viral?page=all

Entah kenapa cara-cara berpikir orang-orang seperti Anwar Abbas dan Steven ini bisa seperti ini? Ingin Islam jaya tapi cara berpikirnya mundur ke belakang, seperti si Felix yang mendambakan kekhalifahan Ottoman, Kekhalifahan yang kalau memang handal dan cerdas tentu akan awet hingga kini. Tapi ya….Felix dan kawan-kawannya kurang kerjaan saja, tapi dengan isu khilafah, mereka punya kerjaan.

Umat Islam itu bisa miskin kalau banyak ulama atau disebut tokoh agama tapi suka provokasi dan ngibul serta membodoh-bodohi umat.

Misalnya ada penceramah yang mendukung salah satu capres, lalu mengarang cerita bahwa ia bermimpi sampai 5 kali bahwa capres yang didukungnya itu sangat diinginkan rakyat, dan bakal menang. Tapi ternyata, mimpinya kayak mimpi basah, yang berkhayal sedang menikmati bidadari tapi ternyata nanggung. Wkwkww. Somad...Somad…

Umat Islam akan jadi terbelakang justru bisa jadi karena keberadaan lembaga seperti MUI ini tidak menangkap substansi, tapi hanya sibuk bercampur mencari panggung di dunia politik demi jabatan dan juga fulus.

Berapa banyak fulus yang mengalir ke MUI? Apakah ini untuk membangun umat agar derajat berpikirnya dewasa dan bijak? Sehingga kreatif mengelola ekonomi agar keadilan sosial terwujud, dan sejalan dengan pancasila. Atau, jabatan di MUI adalah lahan basah untuk menikmati jabatan? Wallahualambishowab.

Berikut saya copas dua point saja tentang wasiat Sayyidina Ali kepada anaknya Hasan, yang juga layak kita renungkan terkait masalah di atas. Sebenarnya ada delapan perkara yang disampaikan Ali Bin Abu Thalib saat itu menjelang syahidnya beliau.

Menurut catatan, dengan suara yang sedikit agak parau, Ali bin Abu Thalib meminta kepada anaknya untuk menjaga dan mengamalkan delapan perkara tersebut agar hidupnya jauh dari malapetaka.

“Pertama, wahai anakku, kekayaan sesungguhnya yang dimiliki oleh manusia adalah akal. Tanpa akal ia tak akan berarti dan sama kedudukannya dengan binatang. Akal adalah harta yang sangat berharga. Gunakanlah akalmu untuk mengamati keajaiban ciptaan Allah dan manfaatkanlah akalmu demi kebahagiaanmu di dunia maupun di akhirat.

“Kedua, wahai anakku, kemiskinan sesungguhnya yang dimiliki oleh manusia adalah kebodohan. Karena hal yang paling berbahaya dalam hidup adalah kebodohan. Orang bodoh tidak akan mampu membedakan antara yang baik dan buruk. Orang bodoh juga tidak tahu apa yang harus dilakukannya dan apa yang harus ditinggalkannya sehingga selalu terjerumus dalam keburukan. Jangan membiarkan kebodohan menggeroti hidupmu karena bisa membahayakan hidupmu.”

Dan terkait masalah di atas, kalau memang banyak orang Islam yang miskin lalu murtad, bisa jadi karena dibodoh-bodohi oleh para tokoh yang doyan jualan agama. Sehingga umat kabur dan tidak ingin jadi bodoh.


Berita Lainnya :


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar