www.zejournal.mobi
Jumat, 26 April 2024

Kecelakaan Terakhir Pesawat Boeing 737 MAX 8 Semakin Memperlihatkan Kecacatan Sistem AI

Penulis : RT | Editor : Indie | Senin, 25 Maret 2019 13:47

Dua kecelakaan pesawat mematikan yang terjadi kurang dari enam bulan terakhir dan melibatkan pesawat terbaru buatan Boeing tidak hanya merusak kredibilitas Boeing, namun juga memunculkan tanda tanya besar pada kualitas teknologi buatan perusahaan top dunia.

Pada awal bulan ini, berbagai maskapai penrbangan dunia terpaksa mengeluarkan larangan terbang bagi seluruh pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 miliknya pasca kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines yang terjadi sesaat setelah lepas landas.

Ironisnya, kecelakaan fatal yang merenggut nyawa 157 penumpang ini serupa dengan kecelakaan pesawat Boeing yang pada bulan Oktober lalu terjadi di Indonesia. Kecelakaan ini memakan korban jiwa yang lebih banyak yakni 189 orang.

Kedua kecelakaan pesawat ini terjadi karena penyebab yang sama. Kru kedua pesawat dilaporkan mengalami kesulitan dalam mengendalikan sistem autopilot MAX 8 sesaat sebelum pesawat jatuh.

Menurut Alessandro Bruno, seorang analis industri pesawat terbang, dampak dari insiden mematikan ini jauh lebih besar dan luas dari industri penerbangan itu sendiri.


Berita Lainnya :

“Saya rasa kecelakaan ini sekaligus menunjukkan keterbatasan sistem artificial intelligence. Kecelakaan ini harusnya membuat Elon Musk dan Tesla berpikir matang-matang sebelum melanjutkan rencananya menciptakan mobil yang bisa menyetir sendiri,” ujar sang analis pada kantor berita RT sambil menekankan bahwa kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines terjadi akibat masalah software bukan karena masalah mekanis.

Sementara itu, menurut Vladimir Rojankovski, seorang ahli di International Financial Center di Moskow, penarikan pesawat Boeing 737 MAX 8 dari pasaran membuat Boeing semakin tertinggal dari rival utamanya Airbus.

“Menurut saya skandal ini tidak akan segera terlupakan. Kecelakaan ini justru akan memunculkan kekhawatiran baru terhadap perkembangan sistem artificial intelligence dan kredibilitas perusahaan pembuatnya,” ujar Rojankovski dalam sebuah wawancara dengan RT.

Lebih lanjut, Rojankovski menekankan bahwa hasrat perusahaan yang ingin menggantikan tenaga manusia dengan mesin semata-mata untuk mengurangi upah karyawan justru bisa memusnahkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap AI dan pengembangannya.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar