www.zejournal.mobi
Jumat, 26 April 2024

Pasca Perang Dagang, Jack Ma Batalkan Janjinya Pada Trump. Janji Apakah Itu?

Penulis : RT | Editor : Indie | Kamis, 20 September 2018 14:51

Pemimpin Alibaba Jack Ma mengatakan janji yang ia sampaikan pada Trump soal menciptakan satu juta lapangan pekerjaan di AS tak lagi berlaku setelah AS kembali menghantam China dengan serangkaian sanksi baru.

Saat Jack Ma bertemu presiden Trump pada Januari tahun lalu, ia berjanji akan menciptakan satu juta lapangan pekerjaan di Amerika Serikat.

Dibanding mendirikan pabrik baru atau membuka pusat operasi Alibaba di AS, sang miliarder mengatakan ia berharap dapat membuka bisnis kecil-kecilan di Amerika. Nantinya, produk bisnis ini akan dikirim ke China sehingga dapat dinikmati lebih banyak konsumen.

Sayangnya, selang delapan belas bulan kemudian, Trump dan kebijakan dagangnya yang agresif justru menghancurkan peluang bisnis kecil ini.

“Komitmen ini pada awalnya didasari oleh hubungan kerja sama China-AS yang saling menguntungkan,” ujar Ma pada hari Rabu. “Sayangnya, situasi saat ini telah menghancurkan komitmen tersebut. Tak ada yang bisa dilakukan untuk mengembalikan janjinya.”

Kendati demikian, Ma berjanji akan berusaha mendorong hubungan perdagangan sehat antara China-AS meski dasar perdagangan sebelumnya telah dirusak oleh konflik dagang ini.


Berita Lainnya :

“Perdagangan bukanlah senjata dan tidak bisa digunakan untuk berperang,” ujarnya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan kantor berita Xinhua. “Perdamaian harusnya jadi alat perdamaian.”

Ikut memantau situasi saat ini, salah seorang pria terkaya di China turut berkomentar “Lantaran rencana Ma untuk membuka bisnis kecil di AS telah gagal, Alibaba akan mencari peluang serupa di negara lainnya, seperti Rusia, Eropa, Amerika Selatan dan Afrika.”

Ma, yang baru-baru ini mengumumkan rencana pengunduran dirinya sebagai pemimpin raksas ritel China tersebut, mengecam kebijakan Trump selang dua haru setelah AS mengumumkan kenaikan tarif baru 10 persen terhadap barang impor China senilai USD 200 miliar.

Tak tinggal diam, pada hari Selasa, China membalas dengan melakukan hal serupa pada barang impor AS senilai USD 60 miliar.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar