www.zejournal.mobi
Jumat, 17 Mei 2024

Festival Padi Awali Ritual Musim Tanam di Banyuwangi

Penulis : Putri Akmal | Editor : Samus | Senin, 25 Juli 2016 13:25

Festival padi di Banyuwangi dimulai. Diawali dengan ritual "tiris", rapalan doa dan pengharapan yang biasa dilakukan petani di Sumbergondo sebelum melakukan prosesi tanam padi digelar.

Hari khusus Rabu Manis (Rabu Legi) dipilih sesuai kesepakatan seluruh Gapoktan untuk memulai musim tanam di pertengahan tahun 2016.

Ratusan petani dari 3 penjuru yang khas dengan capil bambu dan baju hitam tersebut datang dari Dusun Salamrejo, Gunungsari dan Dusun Kalisepanjang. Mereka datang sambil membawa tiga jenis tumpeng. Yaitu tumpeng gunung, bucung, dan kunir yang memiliki folosofi bahwa hakekat hidup harus jujur dan lurus.

Sedangkan sego kunir yang diikat janur kuning, maknanya manusia harus ingat kejadian asal mulanya dari nur, yang identik warna kuning. Selain tumpeng, juga ada sesaji yang dinamai cok bakal.

Sesaji yang memiliki filosofi mengawali ini ditaruh dalam wadah daun pisang yang berisi aneka macam sumber pangan manusia. Seperti, kacang dan telur yang lengkap dengan kembang telon (bunga tiga warna).

Setelah para petani dari 3 penjuru ini berkumpul, seorang sesepuh adat hadir di tengah-tengah kerumunan. Dengan menggunakan Bahasa Jawa, sesepuh adat ini terdengar fasih merapalkan doa. Dalam Festival Padi ini, seluruh Gapoktan yang berjumlah 340 tumblek blek ikut menggelar tradisi tiris. Sambil memohon agar musim tanam di pertengahan tahun yang diawali dengan Festival Padi ini bisa panen dengan barokah dan melimpah ruah.

"Saged guyub rukun. Mugi-mugi panen daged barokah, lancar lan melimpah ruah, saged ngayomi warga lan deso," kata Sanusi saat melafalkan doa saat prosesi tiris, Desa Sumbergondo, Ke amatan Glenmore, Kamis (20/7/2016).

Biasanya musim tanam pertengahan tahun diawali Bulan Mei. Namun di tahun 2016, musim tanam sengaja dibuat mundur hingga bulan Juli. Ada 9 Gapoktan di Sumbergondo, mereka bersama menggarap 400 hektar lahan sawah yang ditanam padi dalam waktu bersamaan. Para petani yang bergabung dengan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) dan ratusan pelajar itu membajak sawah dengan 26 ekor kerbau.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan, melalui Festival Padi ini ia menyampaikan pesan pada para pemuda untuk mau memulai Banyuwangi melalui desa. Secara tegas ia mengungkapkan jika menjadi petani itu membanggakan, lantaran petani menjadi bagian budaya agraris yang menghidupi dan menyumbang PAD ke Banyuwangi.

"Ini wahana silaturahim dari berbagai sektor, salah satu pelajaran yang bisa kita kenalkan kepada siswa. Ini sebuah pesan bahwa belajar bukan hanya melulu dikelas, mereka bisa mengenal bercocok tanam dan menjadi petani itu membanggakan, petani profesi mulia," pungkas Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.


- Source : news.detik.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar