www.zejournal.mobi
Selasa, 21 Mei 2024

Museum di Belanda mengubah judul karya seni yang ‘ofensif’

Penulis : Sputnik News | Editor : Admin | Senin, 21 Desember 2015 14:45

Museum Negeri Belanda mengubah judul dari beberapa karya seni yang dipamerkan demi kebenaran politik. Judul-judul dari lebih dari seratus lukisan telah diubah untuk mencegah para pengunjung menjadi tersinggung.

Rijksmuseum di Amsterdam telah mulai menerapkan rencana tersebut untuk menghapus bahasa-bahasa rasis dari beberapa judul karya seni. Beberapa lukisan dari abad ke-17 berada dalam daftar penyensoran.

“N Servant” dari portret Margaretha van Raephorst diubah menjadi “Young Black Servant”; “Young N Girl” menjadi menjadi “Young Girl Holding a Fan” – ini hanya beberapa contoh lukisan yang judulnya tidak lagi berpotensi menyinggung atau secara politik salah. Judul-judul yang asli diganti dengan yang lebih netral dalal kerangka proyek yang disebut “Penyesuaian terminologi kolonial”.

“Ada sekitar satu juta karya seni dalam katalog kami, dan beberapa judul dan deskripsinya sudah sangat usang,” kepala Departemen sejarah dari Museum tersebut, Martin Gosselink mengatakan kepada RT dan menambahkan bahwa, “kami mengetahui tidaklah pantas jika kami menggunakan judul dan deskripsi tersebut pada saat ini dan bahwa ada kelompok orang tertentu yang tidak merasa nyaman menggunakan situs kami. Kami tidak mencoba untuk menulis ulang sejarah. Kami tidak mencoba untuk menutup-nutupi masa lalu. Deskripsi yang aslinya akan tetap dalam katalog, kami hanya mengubah deskripsi utamanya.”

Ini bukanlah langkah pertama mengenai hal ini. Pada bulan Agustus 2015 Komite PBB tenrang Penghapusan Diskriminasi Rasia merekomendasikan agar Belanda merayakan Natal tanpa adanya Zwarte Piet (Black Pete), pembantu Sinterklas dengan kulit yang berwarna hitam, yang memberikan hadiah kepada anak-anak. Awal tahun ini Komite PBB menggambarkan karakter Zwarte Piet sebagai “diskriminatif” dan pengingat akan masa perbudakan. Zwarte Piet pertama kali muncul dalam cerita rakyat pada tahun 1850, namun kini ia dianggap “tidak pantas”. Keputusan tersebut menimbulkan perdebatan sengit, karena tidak semua orang mendukung inisiatif tersebut.


- Source : sputniknews.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar