Kakek 79 Tahun Berikan Obat-obatan untuk Warga Miskin India

Omkarnath Sharma dikenal sebagai 'Medicine Baba' yang dermawan di New Delhi, India. Dia gemar mengumpulkan obat-obatan yang tidak terpakai dari kalangan kaya untuk diberikan kepada orang-orang miskin dan membutuhkan.

Pada pagi hari, kakek 79 tahun ini berkeliling ke rumah-rumah warga di lingkungan menengah atas di New Delhi. Dia berteriak menyerukan kepada warga untuk menyumbangkan obat-obatan yang masih bisa dikonsumsi namun sudah tak terpakai.

"Kita semua memiliki beberapa obat-obatan yang dibiarkan begitu saja di rumah kita, dan akhirnya kita buang ke keranjang sampah," tutur Sharma seperti dilansir AFP, Selasa (10/11/2015).

Julukan 'Medicine Baba' yang disandang Sharma berarti pria obat yang bijaksana. Sharma sendiri yakin caranya membantu orang yang miskin ini, akan memberikan perubahan di negara, yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 65 persen penduduknya tidak memiliki akses pada obat-obatan.

Mengenakan kemeja oranye yang menjadi ciri khasnya, Sharma telah menjadi sosok yang dikenal warga New Delhi. Begitu mendengar teriakan Sharm, warga bergegas keluar dengan membawa banyak obat-obatan yang sudah tidak terpakai, namun masih bisa dikonsumsi.

"Gagasan ini muncul di kepala saya beberapa tahun lalu ketika saya melihat bagaimana warga miskin berjuang membeli obat-obatan. Ketika pertama memulainya, saya diolok-olok dan disebut pengemis tapi sekarang orang-orang menghormati apa yang saya lakukan," terangnya.

Di rumahnya di New Delhi, Sharma dengan teliti memeriksa dan mendata persediaan obat yang dikumpulkannya. Nantinya, warga yang membutuhkan akan mengantre di luar rumahnya. "Beberapa obat harus disimpan di dalam kulkas, jadi saya harus ekstra hati-hati. Semua obat-obatan yang ada di sini, bernilai lebih 2 juta rupee (Rp 409 juta)," sebut pria yang pernah bekerja sebagai teknisi bank darah ini.

Layanan medis di rumah sakit yang didanai pemerintah India digratiskan bagi warga, namun jika persediaan obat-obatan habis, maka pasien harus membeli obat di apotek terdekat dengan harga yang tidak murah. Rumah sakit pemerintah seringkali terbebani karena hanya memasok sedikit obat-obatan untuk pasiennya, yang dipicu oleh minimnya anggaran kesehatan dari pemerintah.