www.zejournal.mobi
Rabu, 15 Mei 2024

Sebuah diskusi yang hilang dalam perbincangan mengenai krisis pengungsi

Penulis : Hossam Shaker | Editor : Admin | Selasa, 08 September 2015 05:07

Lima puluh ribu pengungsi telah tiba di Eropa baru-baru ini dan masih banyak yang masih dalam perjalanannya. Para pengungsi ini termasuk dari Palestina yang mengenang bencana yang sudah lama terjadi (Nakba tahun 1948) saat mereka mencari tempat untuk berlindung. Ratusan, bahkan ribuan, telah kehilangan nyawa dalam pencariannya.

Hingga 2011, hampir setengah juta pengungsi Palestina tinggal di Suriah. Dipahami secara umum bahwa mereka tinggal di kehidupan yang lebih stabil daripada saudara mereka di Palestina. Yarmouk, kamp pengungsi terbesar diluar Palestina yang digambarkan sebagai “Ibukota Diaspora Palestina”, dan kamp tersebut pada dasarnya menjadi perluasan dari perumahan di Damaskus, sebelum tempat itu berubah menjadi sebuah pandangan kehancuran, kematian dan kelaparan akibat konflik Suriah.

Tragedi yang melanda Suriah telah menghapus semua khayalan, meskipun dengan kesadaran bahwa para pengungsi Palestina sebenarnya sangat rapuh dan menjadi korban untuk setiap kekacauan dan krisi di negara-negara yang mereka tempati. Ini telah terjadi sebelumnya di Lebanon, Kuwait dan Irak.

Dibanding dengan massa pengungsi sekarang yang berbondong-bondong ke Eropa, tragedi dari para pengungsi Palestina yang melarikan diri dari Suriah memiliki ciri khas tersendiri. Ini terletak pada kenyataan bahwa mereka dipaksa untuk bertahan dalam “eksodus” yang baru dan menderita disaat mereka mencari tempat yang aman, meskipun tanah air mereka terletak satu jam dari kamp-kamp pengungsi mereka. Keluarga-keluarga Palestina harus menjalani perjalanan panjang, perjalanan berbahaya melintasi perbatasan-perbatasan, pantai-pantai, pegunungan dan memenuhi tuntutan-tuntutan dari geng-geng kriminal pedagang manusia yang serakah untuk mencapai Eropa.

Namun, Eropa begitu disibukkan oleh krisis pengungsi dimana mereka tidak peduli tentang dasar yang menjadi masalah sebenarnya. Hingga para warga Palestina mengungsi, masalah ini cukup jelas, jadi mengapa Uni Eropa tidak bekerja untuk solusi yang paling logis dan praktis, seperti mengembalikan mereka ke tanah mereka sendiri? Mengapa diskusi tersebut hilang dalam pertemuan-pertemuan di Eropa untuk mencari tahu jalan keluar dari krisis-krisis yang berada di perbatasannya?

Lebih dari sepertiga dari satu juta warga Palestina, banyak dari mereka adalah pengungsi yang diusir dari rumah-rumah dan kamp-kamp mereka, tinggal di Eropa. Kita menyaksikan bab baru dalam penderitaan mereka: manusia-manusia yang telah dilarang untuk kembali ke tanah kelahiran mereka sendiri, dimana mereka diusir pada tahun 1948 dan 1967 oleh Israel. Mereka bahkan tidak boleh untuk mengunjungi negara mereka sendiri, ini adalah suatu pelanggaran yang jelas dari hukum-hukum dan konvensi-konvensi internasional.

Logika berkata bahwa kita harus menguatkan para pengungsi dengan hak-hak yang sah untuk kembali ke tanah kelahiran dan rumah mereka. Jika tidak, mereka akan terus dipaksa untuk mencari tempat berlindung yang aman di seluruh benua setelah perjalanan yang penuh dengan bencana. Tidak diragukan bahwa sebagian besar tanggung jawab ini berada pada Eropa, yang menciptakan kondisi-kondisi sejarah yang mengakibatkan tragedi Palestina pada awalnya.

Para pejabat Uni Eropa berbicara tentang pentingnya memberikan bantuan kepada negara-negara Eropa Timur dengan kesediaan mereka untuk menerima para pengungsi, dan bahkan ada orang-orang yang menyerukan untuk menghubungkan negosiasi-negosiasi dengan bergabung kedalam Uni Eropa bagi negara-negara yang menangani para pengungsi. Bukankah ini sudah keluar dari wacana disaat “rekan Israel” turut mengambil banyak keuntungan dari banyak keistimewaan ekonomi, pendidikan dan militer Eropa dan perjanjian-perjanjian?

Mengapa Eropa tidak berpikir tentang menggunakan pengaruhya untuk menekan pemerintah Israel memberikan kembali hak bagi warga Palestina untuk kembali, yang disahkan oleh Majelis Umum PBB, Resolusi 194? Warga-warga Palestina yang kebanyakan masih memiliki kunci dari rumah-rumah mereka di wilayah pendudukan Palestina, memiliki hak untuk di tanah air mereka sendiri. Rute ke kota-kota dan desa mereka.

Jika Uni Eropa dan masyarakat internasional tidak mengatasi masalah ini dengan mengembalikan dan melaksanakan hak Palestina, maka ribuan pengungsi akan terus bergerak kearah Eropa dan banyak orang akan gugur disepanjang jalan. Mana dari kedua kemungkinan ini yang lebih diharapkan oleh Uni Eropa dan seluruh dunia?


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar