www.zejournal.mobi
Sabtu, 18 Mei 2024

Udah Sering, Ini Daftar Insiden Anti-Islam di Kanada

Penulis : Aziza Larasati | Editor : Anty | Jumat, 11 Juni 2021 13:56

Sebuah keluarga Pakistan-Kanada baru-baru ini menjadi korban kejahatan kebencian anti-Islam lainnya di Kanada. Berikut adalah daftar beberapa serangan bersejarah terhadap komunitas Muslim yang sebagian besar damai di negara itu.

Lima anggota keluarga Muslim menjadi target terbaru serangan anti-Islam di Kanada. Kejahatan kebencian merenggut nyawa empat anggota keluarga dan melukai seorang anak secara kritis, lapor TRT World.

Penyerang Kanada berusia 20 tahun, Nathaniel Veltman, menabrak keluarga tersebut dengan truk pick-upnya di London, Ontario, pada Senin (7/6).

Pihak berwenang Kanada mendefinisikan insiden itu sebagai “tindakan Islamofobia yang mengerikan”.

Walau Kanada menampilkan dirinya sebagai salah satu negara paling liberal di bawah Perdana Menteri Justin Trudeau, kejahatan kebencian anti-Islam terus menjadi ancaman bagi perdamaian komunal dan kehidupan Muslim di negara Amerika Utara ini.

Otoritas hukum Kanada, seperti kebanyakan negara Barat, tidak mendefinisikan serangan anti-Islam sebagai tindakan teroris, meskipun menyebut insiden oleh kelompok bersenjata radikal seperti ISIS dan Al Qaeda sebagai tindakan teror.

Berikut adalah daftar singkat dari beberapa serangan anti-Islam masa lalu di Kanada, dilansir dari TRT World.

SERANGAN MASJID KOTA QUEBEC

Pada akhir Januari 2017, Alexandre Bissonnette, seorang mahasiswa berusia 27 tahun dan mantan Kadet Angkatan Darat Royal Kanada, menyerang Pusat Kebudayaan Islam Kota Quebec, menewaskan enam jemaah dan melukai lima lainnya.

Bissonnette memiliki pandangan yang sama dengan penembak masjid Christchurch Selandia Baru, Brenton Tarrant, seorang warga negara Australia, yang memiliki pandangan politik sayap kanan dan supremasi kulit putih. Penyerang Kanada itu juga penggemar mantan Presiden Trump dan pemimpin sayap kanan Prancis Marine Le Pen.

Penyerang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Walau para pemimpin Kanada seperti Trudeau menyebut serangan itu sebagai tindakan teror, Bissonnette tidak didakwa berdasarkan klausul terorisme KUHP negara itu.

Serangan Kota Quebec telah menyebabkan perdebatan publik yang meluas di Kanada tentang mengapa serangan Islamofobia yang dimotivasi oleh pandangan politik sayap kanan meningkat di seluruh negeri.

Pada 2017, kejahatan rasial meningkat secara signifikan di Kanada dibandingkan tahun sebelumnya. Tetapi dengan peningkatan 207 persen dalam kejahatan kebencian terhadap Muslim, serangan anti-Islam jauh lebih tinggi daripada serangan terhadap kelompok sosial lainnya.

Bahkan setelah penembakan Masjid Kota Quebec (yang secara luas dikutuk oleh para pemimpin negara itu), serangan terhadap Muslim “memuncak”, menurut sebuah laporan Islamofobia.

Pelayat menunaikan salat berjamaah usai menghadiri acara berkabung di luar Masjid Muslim London di London, Ontario, Selasa, 8 Juni 2021 bagi empat anggota keluarga Muslim Kanada yang tewas akibat serangan Islamofobia. (Foto: Carlos Osorio/Reuters)

SERANGAN DI MASJID LAIN

Pusat peribadatan Islam Kanada telah menjadi target serangan anti-Islam selama dekade terakhir, catat TRT World. Masjid terus-menerus diancam oleh kelompok kebencian sejak 2013.

Pada 2015, satu-satunya masjid di Peterborough, Ontario, dibakar oleh kelompok pembenci. Setahun sebelum perusakan itu, serangan anti-Islam lainnya, yang dicegah oleh polisi, menargetkan sebuah masjid di Montreal.

Pada 2014, polisi Montreal menemukan paket mencurigakan di depan masjid lain. Paket itu dinetralkan oleh polisi.

SERANGAN TERHADAP PEREMPUAN BERHIJAB

Di Kanada, banyak perempuan Muslim telah lama menjadi sasaran kelompok kebencian. Beberapa dari serangan itu tampaknya meningkat setelah Quebec (provinsi terbesar kedua yang berbahasa Prancis di negara itu berdasarkan populasi) mempertimbangkan RUU yang mengusulkan larangan mengenakan simbol agama termasuk jilbab di ruang publik pada 2013. RUU itu gagal menjadi undang-undang.

Pada 2013, sejumlah perempuan Muslim berhijab diserang di Quebec, saat penyerang melepaskan jilbab mereka secara paksa. Sejak itu, para perempuan berhijab (termasuk satu perempuan hamil) menjadi sasaran penyerang rasis.

Meskipun serangan terus berlanjut, pada 2019, Perdana Menteri Quebec François Legault mengklaim bahwa “tidak ada Islamofobia di Quebec”. Setelah reaksi politik, dia menarik komentarnya.

MEDIA KANADA

Media Kanada telah memicu sentimen anti-Muslim, memperburuk masalah terkait Islamofobia di negara itu, menurut para ahli.

“Islamofobia adalah akibat langsung dari retorika anti-Muslim yang disampaikan di media,” ucap sebuah pernyataan 2019 oleh Aliansi Muslim Kanada, merujuk pada organisasi pers negara itu.

“Kami mengimbau pemerintah Kanada, Quebec, dan pemerintah kota untuk menentang jenis ujaran kebencian ini. Kata-kata itu penting,” tambah pernyataan itu, dinukil dari TRT World.


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar