www.zejournal.mobi
Jumat, 17 Mei 2024

Rizieq Shihab Vs Negara Indonesia

Penulis : Erika Ebener | Editor : Anty | Kamis, 05 November 2020 09:52

Sebenarnya saya tidak bisa memahami apa yang ada dibenak seorang Rizieq Shihab. Mendirikan Front Pembela Islam, mengobrak-abrik lingkungan sekitar, bahkan sekarang sudah merambah ke ranah politik, mencampuri urusan pilkada hingga pilpres, menuduh uang kertas Indonesia menggunakan gambar PKI, mengembangkan sayap FPI dengan melahirkan PA 212 dan kelompok-kelompok keagamaan, dan di setiap aksi unjuk rasa selalu mengatas namakan "demi membela agama Islam", lalu negara dan pemerintahan yang dia serang. Bahkan terakhir Rizieq Shihab meneriakan akan mencetuskan dan memimpin revolusi di Indonesia, JIKA DIA PULANG!!

Tidakkah kita bertanya, SATU orang ini sebenarnya maunya apa di Indonesia? Mau jadi Presiden Indonesia dengan cara instan dan inkonstitusional? Memperdaya rakyat mayoritas umat Islam untuk semuanya turun ke jalan membela agama Islam dengan menghancurkan negara? Hukum alam sudah menggariskan bahwa Negara DILARANG KALAH oleh Rakyat. Rizieq Shihab mau jadi Pengelola Negara? Itu maksud dan tujuan dia pulang ke Indonesia?

Rakyat Indonesia sudah paham bahwa sebagian rakyat yang dia rangkul adalah rakyat yang buta pengetahuan, rakyat yang berpikiran instan, rakyat yang putus asa atas kesulitan hidup yang mereka ciptakan sendiri, rakyat yang apatis, rakyat yang kecanduan agama. Dan kepada mereka, Rizieq Shihab seakan berkata, "Akulah harapan masa depan Indonesia!" Benarkah? Atau Rizieq Shihab menjaminkan semua pengikutnya sepetak tanah di surga kalau mereka berdiri di belakang dia? Benarkah?

Di sisi lain, rakyat Indonesia yang lain memandang sepertinya Negara ini kalah oleh gertakan SATU orang rakyat seperti Rizieq Shihab. Apa mungkin Negara akan kalah dan mengalah pada seorang Rizieq Shihab?

Dalam peperangan proxy antara Rizieq Shihab vs Negara Indonesia, Rizieq Shihab menggunakan taktik perang dengan menjadikan rakyat pendukungnya sebagai tameng hidup untuk menyelamatkan dirinya. Masih ingat kan FPI berteriak "Negara menyentuh sehelai rambut Sang Imam Besar, maka kami siap membela hingga bertemu ajal!"??? Keren kan!!?? Bagaimana hebatnya pendokrinan seorang Rizieq Shihab kepada seluruh pengikutnya? Apa yang dijanjikan hingga para anggota FPI ini berani pasang badan bahkan melepas nyawa untuk seorang Rizieq Shihab?

Sebesar apapun penokohan seorang Rizieq Shihab yang mengklaim dirinya harus dipandang sebagai Keturunan Rosulullah, sebagai Imam Besar Umat Islam Indonesia, dia tetap rakyat Indonesia yang wajib patuh dan tunduk pada Negara. Walaupun Rizieq Shihab tinggal 3 tahun di Arab sana, setiap tahun dia tetap bayar Pajak Bumi dan Bangunan untuk rumahnya di Petamburan kan? Rizieq tetap membayar pajak kendaraan ke Samsat!

Tidakkah Rizieq Shihab belajar selama tinggal di Arab sana, bahwa sebesar apapun penokohan seorang Imam Besar, dia tidak akan bisa lebih besar dari Raja Saudi Arab. Padahal Saudi Arab itu berhukumkan syariat Islam!! Ketika Raja memutuskan untuk menghukum seorang Imam, Habib pula, maka seorang Imam yang habib itu akan menjalankan hukuman.

Di mata Negara Indonesia, Rizieq Shihab adalah sama setara sekelas dengan Veronika Komen, yang kalau masuk Indonesia, langsung dijerat oleh hukum pidana Indonesia. Bedanya, Rizieq punya pengikut nyata di lapangan, Veronika Koman, pengikutnya cuma di dunia maya.

Lalu, apa sikap negara menghadapi situasi yang dikondisikan seperti ini? Peribahasa "Memancing Ikan di air keruh. Ikannya dapat airnya tenang walaupun dalam kekeruhan". Sebuah strategi perang yang sangat tidak gampang. Neraga paham dan sangat memahami bahwa Rizieq Shihab sebenarnya menjadikan pengikutnya sebagai "tameng hidup", yang siap bertempur dengan Negara demi membela sang Imam Besar.

Sementara pasukan "tameng hidup" ini adalah tetap rakyat Indonesia yang harus dilindungi. Dan demi melindungi rakyat yang dijadikan tameng hidup oleh Rizieq Shibah, Negara akan rela melakukan apa saja, termasuk dihujat, dihina, diejek dan dilecehkan oleh rakyatnya sendiri, selama Indonesia terhindar dari DISURIAHKAN.

Peristiwa hancurnya Suriah adalah cermin yang begitu "clear" bagi Negara Indonesia. Indonesia benar-benar belajar dari kesalahan pemimpin Suriah yang gegabah dalam menyikapi tantangan dari rakyatnya. Kegegabahan pemerintah Suriah adalah terlalu memandang kecil rakyat yang selama bertahun-tahun berada dalam genggamannya.

Assad tidak berpikir bahwa rumahnya memiliki jendela dan lubang angin. Assad tak sedikitpun menyangka bahwa ternyata ada kekuatan yang begitu nyata dan besar yang mendukung aksi rakyatnya. Siapa pihak yang telah mendukung rakyatnya untuk memberontak melakukan revolusi terhadap Assad?

Dan harus dicatat baik-baik, "Rakyat tak mungkin berani menantang Negara jika tak mendapatkan dukungan dari luar, dari pihak yang tidak akan dirugikan jika rakyat kalah, tapi akan sangat diuntungkan jika rakyat menang". Lihat Suriah sekarang!! Negara menang rakyat kalah, ISIS yang sejak awal mendukung seakan hilang dan membiarkan rakyat Suriah terlunta-lunta di tengah kehancuran negaranya. Ibarat mahluk luar angkasa, yang kalau inangnya mati, maka si mahluk keluar dari inangnya dan mencari inang baru. Bayangkan jika rakyat menang melawan Assad. Maka ISIS akan mendeklarasikan kemerdekaan dan menyatakan Suriah sebagai Negara dengan nama baru "Islamic State Suriah and Iraq".

Sekarang Rizieq Shihab tiba-tiba dengan berani dan lantang berteriak di depan Istana Negara menyatakan JIKA PULANG DIA AKAN MEMIMPIN REVOLUSI!! Lalu rakyat yang "mendukungnya" berteriak "Allahu Akbar!!!". Apa yang telah membuat Rizieq Shihab begitu ke-pede-an untuk revolusi, kalau bukan karena dia sudah mendapat dukungan dari pihak luar.

Apa mungkin "dukungan" itu datang dari Klan Cendana, Pengusaha mafia, kelompok hitam, pejabat korup, memberikan dukungan pada Rizieq Shihab?? Jelas tidak!! Kelompok ini hanya tertarik untuk melengserkan Jokowi saja tapi tidak sampai mengancam untuk revolusi menghancurkan negara dalam peperangan. Mengapa? Karena kalau dukungan mereka mengakibatkan perang, maka peribahasa "Menang jadi arang, kalah jadi abu" akan mereka telan.


Berita Lainnya :

Kita beruntung punya Presiden yang putus urat takutnya, termasuk tidak takut jika keputusannya ditertawakan, dihujat, dilecehkan dan dihina rakyatnya. Dan terhadap isu kepulangan Rizieq Shihab ini, jika saya menjadi negara, saya tidak akan malu meminta Pemerintah Arab Saudi untuk tidak mengklik tombol hijau atas status Rizieq Shihab di data imigrasi mereka. Walaupun katanya Exit Permit sudah ditangan, tiket dan semua kesiapan pulang sudah selesai dilakukan. 

No.... dalam kondisi negara masih dilanda pandemi, dalam kondisi negara masih harus membangun ekonomi, dalam kondisi negara masih harus mengejar ketinggalan global, Indonesia wajib harus tenang! Dan kita sudah cukup disibukkan oleh ulah-ulah KAMI, Sugi Nur, kelompok intoleran, kedal gurun, dan kelompok Mahasiswa Palsu.

Manapun yang menjadi pendukung dirinya, mereka semua adalah tetap rakyat Indonesia yang memiliki KEWAJIBAN dan HAK yang sama dengan Riziez Shihab. Dalam kondisi dan situasi sekarang, Rizieq Shihab ibarat sedang memainkan politik "memutar air di dulang".

Dan ketika Negara berusaha menyelamatkan rakyat Indonesia, Rizieq Shihab melakukan perlawanan dengan tuduhan-tuduhan dan ancaman-ancaman seolah-olah dia mengatakan, sehelai rambutnya disentuh oleh negara, maka Laskar Pembela Islam siap untuk berperang demi melindungi dirinya, membela sehelai rambutnya. Padahal Rizieq Shihab sendiri tetap saja terikat pada kewajiban sebagai rakyat Indonesia. Seperti kewajiban untuk membayar pajak kendaraan, berkewajiban membayar pajak bumi dan bangunan. berkewajiban membayar PPN setiap dia berbelanja.

Tidakkah Rizieq Shihab melihat bahwa Raja Saudi Arab juga melihat dan memperhatikan sepak terjang dia di Indonesia?


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar