www.zejournal.mobi
Jumat, 17 Mei 2024

Kurang Ajar! Kader Demokrat Zara Zettira ZR Provokasi Penusukan Syeikh Ali Jaber

Penulis : Kang Daniel | Editor : Anty | Senin, 14 September 2020 10:12

Kita semua mengecam penusukan terhadap Syeikh Ali Jaber kemarin. Kita mengecam atas segala tindakan yang mengancam nyawa orang lain. Siapa pun yang menjadi korbannya. Apalagi yang menjadi korban adalah seorang ulama.

Penusukan terhadap Syeikh Ali Jaber terjadi pada hari Minggu, tanggal 13 September 2020, sekitar pukul 17.00 WIB di saat Syeikh Ali Jaber sedang memberikan ceramah di Masjid Falahudin, Jalan Tamin Kelurahan Sukajawa, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung.

Pada saat Syeikh Ali Jaber sedang memberikan ceramah di atas panggung mana saat itu sedang ramai jemaah yang mengikuti ceramah tersebut. Tiba-tiba seorang laki-laki berlari ke atas panggung dan langsung melakukan penusukan sehingga Syeikh Ali Jaber terluka pada lengan kanannya dan memerlukan beberapa jahitan.

Pelaku yang kemudian diketahui bernama Alpin Andria Bin M. Rudi, berumur 22 tahun, beragama Islam yang juga tinggal di Kelurahan yang sama, kemudian menurut penuturan orang tua pelaku bahwa Alpin telah mengalami gangguan jiwa selama 4 tahun sejak ditinggal ibunya menjadi TKW di Hong Kong.

Entah kenapa setiap bulan September, kita selalu mendengar ada ulama yang dianiaya oleh orang gangguan jiwa. Dan kemudian penganiayaan ini akan selalu dikait-kaitkan dengan kebangkitan PKI di bumi Indonesia. Seakan-akan sudah dikondisikan bahwa pada bulan September akan terjadi kebangkitan PKI untuk melakukan perlawanan terhadap umat Islam.

Apakah ini nyata atau tidak, jika kita masih berpikiran waras maka kita akan menolak stigma demikian. Karena bagaimana pun juga PKI sudah menjadi organisasi terlarang di Indonesia. Dan tak akan mungkin dibiarkan tetap hidup di muka bumi Indonesia.

Dan jika ada sekelompok orang yang masih menganggap bahwa PKI masih eksis, maka perlu kita pertanyakan di mana keberadaan PKI tersebut. Siapa mereka, di mana lokasi mereka, apa kegiatan mereka? Jika mereka tidak bisa menunjukkan itu semua, maka bisa dipastikan mereka hanya mengarang bebas saja.

Kembali kepada kejadian penusukan terhadap Syeikh Ali Jaber. Jika tidak hati-hati, maka kasus ini akan menjadi bahan gorengan bagi pembenci pemerintah. Mereka akan memprovokasi masyarakat sehingga terjadi gesekan dan kemudian akan menjadi sebuah kekacauan.

Sebuah cuitan di media sosial Twitter membuat gaduh warga net, sehingga nama Zara tiba-tiba trending. Ternyata hampir semua netizen mengecam cuitan dari Zara Zettira ZR yang merupakan seorang kader Partai Demokrat yang mencoba memprovokasi masyarakat terhadap penusukan yang terjadi pada Syeikh Ali Jaber.

Begini tulisan Zara dalam bahasa Inggris, “In One of the biggest moslem country, a moslem priest stabbed by a guy named Albert. Go figure!” yang kira-kira berarti, “Di salah satu negara Islam terbesar, seorang ulama ditusuk oleh seorang pria bernama Albert...”

Kenapa Zara menggunakan kata Albert? Padahal yang melakukan penusukan terhadap Syeikh Ali Jaber tersebut bernama Alpin? Saya kira, Zara ingin mengatakan bahwa yang melakukan penusukan terhadap Syeikh Ali Jaber itu bukan dari kalangan muslim, tetapi dari kalangan non muslim. Karena nama Albert rata-rata bukan beragama Islam.

Saya kira Zara bukan secara tidak sengaja menggunakan nama Albert ketika mencuitkan kicauannya tersebut. Dan itu memang disengaja untuk memprovokasi umat Islam bahwa yang melakukan penusukan terhadap Syeikh Ali Jaber itu adalah seorang non muslim. Sehingga diharapkan umat muslim akan melakukan perlawanan terhadap non muslim nantinya.


Berita Lainnya :

Betapa jahatnya seorang Zara Zettira ZR yang hatinya sudah penuh dengan kebencian terhadap pemerintah saat ini. Sehingga tak tanggung-tanggung memprovokasi umat Islam untuk melakukan kekacauan di saat pandemi ini dengan menunggang insiden penusukan terhadap Syeikh Ali Jaber.

Sungguh jahat, dengan sengaja mengganti nama Alpin menjadi Albert, Zara mencoba melakukan provokasi antar umat beragama. Saya tidak bisa membayangkan jika provokasi ini berhasil. Di saat pemerintah sedang melawan pandemi Covid-19 dan pada saat yang sama harus meredam pertikaian antar umat beragama. Bukankah akan sangat chaos negara ini?

Apakah ini yang diinginkan oleh Zara? Indonesia dalam kondisi chaos sehingga pihak oposisi dapat mengambil alih pimpinan? Tapi syukurlah, masyarakat Indonesia tidak sebodoh yang dianggap oleh Zara. Sehingga mereka malah mengecam provokasi Zara tersebut.


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar