www.zejournal.mobi
Kamis, 02 Mei 2024

Dilema atau Drama Wapres Ma'ruf Amin

Penulis : Ronindo | Editor : Anty | Rabu, 12 Agustus 2020 09:55

Kalau melihat Wapres RI yaitu Pak Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin saat ini tetap eksis alias menjabat Ketum di MUI ya itu adalah memang hak beliau. Silakan. Tapi ketika melihat struktur kepengurusan MUI yang dipimpinnya maka di satu sisi pembaca akan terpana.

Pak Ma'ruf Amin sendiri sebenarnya adalah sosok yang bisa dibilang paling tinggi kedudukan dan kuasanya. Tapi aneh dan uniknya dia tak banyak berkiprah sampai saat ini. Bahkan termasuk di MUI sekalipun. Mungkin ini luput dari media kali ya karena bekerja saking senyapnya.

MUI itu sepertinya tak memiliki Ketum karena di bawahnya justru tampil anak buahnya yang lebih banyak mengambil panggung dan berperan serta terdepan. THanya segelintir yang penulis paham mewakili MUI yang benar-benar mendukung Pemerintah.

Dalam kepengurusan itu salah satu tokoh yang penulis tahu sosok yang berani menentang radikalisme secara vokal itu hanya satu. Dialah Wakil Ketua Prof. Dr. H. Azyumardi Azra. Penulis pernah membahasnya dalam tulisan : Pengakuan Azyumardi Azra, Putrinya di UI Mau Direkrut Kelompok Radikal.

Professor Azyumardi Azra pernah berkomentar kritis terkait riuhnya para ulama dicalonkan sebagai wapres. Menurutnya, kita lebih memerlukan sosok wapres dari kalangan ekonom dan ahli pembangunan ketimbang ulama yang keahliannya di bidang ilmu agama.

Ya yang penulis paham hanya beliau. kalau ada yang lain, monggo tulis di kolom komentar.

Sekarang penulis akan paparkan para sosok pimpinan teras di MUI yang memegang jabatan strategis tapi ternyata ya begitu deh. Silakan disimak baik-baik.

Pertama, ada Wasekjen Bidang Dakwah dan Pengembangan Masyarakat yaitu si KH. Tengku Zulkarnain, MA. Wow, ternyata di MUI jabatannya bukan hanya satu tapi dua! Dia juga menjabat Ketua Bidang Pembinaan Seni Budaya Islam : Dr. KH. Tengku Zulkarnain, MA.

Hm, kalau melihat sepak terjang si Tengkuzul ini memang sangat jauh dengan jobdesknya. Tapi ya begitulah, si Ketum MUI sendiri kan nggak pernah bisa menertibkan si Tengkuzul yang demen mengujar dengan tanpa kontrol. Netizen dan media sampai membuat video daftar hoaksnya hingga kini!

Kedua, Wakil Ketua Umum Drs. H. Zainut Tauhid Sa`adi, M.Si. Masih ingat akun Twitter milik Zainut dulu diketahui menyukai akun porno. Lantas tanggal 8 Desember 2016 di dalam sidang perdana kasus yang menimpa Ahok? Terkuak, adalah si Zainut Tauhid Saadi ikut membela Rizieq dan menegaskan tuntutan hukum ke Ahok. Makanya saksi yang meringankan Ahok dari MUI pun dipecat.

Ketiga, Bendahara MUI yaitu H. Yusuf Muhammad Martak. DI luar MUI dia sangat aktif memimpin demo ke lapangan. Dengan menjabat Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa atau GNPF-Ulama, dia kerap tampil dengan jargon bahwa dia dan kubunya itu paling Pancasilais.

Keempat, ada Ketua Dewan Pertimbangan Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin, MA. Apa sepak terjang Din? Din adalah salah satu sosok berdirinya atau deklarator dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Kami ini mengusung Rizieq sebagai Presiden.

Din melalui webinar di Youtube pada 1 Juni 2020 dia dengan terang-terangan ingin memakzulkan Presiden. Dia unjuk saat itu di acara bertajuk Menyoal Kebebasan Berpendapat dan Konstitusionalitas Pemakzulan Presiden di Era Pandemi Covid-19.

Din juga pro dan pernah menghadiri dan berpidato dalam konferensi khilafah internasional pada 2007. Mantap bukan, di MUI sendiri Din menjabat jabatan tinggi tapi juga rajin berkiprah untuk aksi dan gerakan yang gencar merongrong dan ingin menggusur Pemerintahan saat ini.

Kelima, ada lagi sosok kontroversial. Ada si Wakil Sekretaris yaitu Dr. H. Bachtiar Natsir. Bachtiar Nasir tersandung kasus dugaan tindak pidana pencucian uang dengan tindak pidana asal pengalihan aset Yayasan Keadilan Untuk Semua.

Kasus tersebut telah bergulir lama yaitu sejak tahun 2017. Saat itu Bachtiar masih berstatus sebagai saksi. Kasus itu kembali ramai di tahun 2019 ketika Bachtiar dipanggil sebagai tersangka.


Berita Lainnya :

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, ada dua alat bukti. Alat bukti pertama adalah keterangan tersangka Ketua Yayasan Keadilan untuk Semua, Adnin Armas. Bukti lainnya adalah rekening yayasan tersebut yang telah diaudit.

Bachtiar sendiri membela diri dan mengklaim unsur politis dalam kasus nya. Jadi terhenti lagi sampai sekarang.

Nah, itulah segelintir tokoh pentolan di MUI tapi sangat mewarnai perpolitikan di tanah air. Dan sepertinya Wapres sebagai Ketua MUI memang memberikan ruang untuk mereka berkiprah di negeri tercinta NKRI dengan caranya masing-masing.

Dan ini ibarat ya gitu, api dalam sekam atau bom waktu yang terus berdetak. Tokoh-tokoh seperti ini dengan tanpa hambatan dan secara bebas terus menabur paham dan ikut memanaskan rasa benci ke Pemerintah.

Apakah Wapres bisa menertibkan? Ya sejauh ini lihat dan nikmati saja.


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar