www.zejournal.mobi
Kamis, 02 Mei 2024

Kenapa Prabowo Sandi Tidak Bergegas Melayat Bu Ani? Padahal Kalau Mau Bisa Datang

Penulis : Daeng Uceng | Editor : Indie | Senin, 03 Juni 2019 13:56

Prabowo tak muncul melayat Bu Ani Yudhoyono. Apalagi Sandiaga Uno. Keduanya yang sering teriak-teriak asing, ternyata suka juga ke luar negeri. Mungkin menikmati panorama yang juga indah di luar negeri.

Namun panorama Indonesia tak kalah indah. Hanya saja butuh komitmen kuat untuk mengelolah sumber daya alam di bidang pariwisata. Ada banyak, mulai dari Bunaken, Raja Ampat, Mandalika, dan lainnya yang masih beragam coraknya.

Kalau Sandiuno dikabarkan akan lebaran di Amerika. Suasana lebaran Indonesia lebih kental dari luar negeri. Jika orang-orang Indonesia yang merantau di Amerika atau di negera eropa lainnya, mereka sangat merindukan suasana lebaran di Indonesia. Tapi Sandiaga Uno malah memilih Amerika tempat lebaran. Terbalik.

Tapi infonya sih, katanya mau mengisi berbagai seminar dan membahas masalah kecurangan-kecurangan pemilu di Indonesia. Kalau pun benar begitu. Pasti kecurangan yang dimaksud adalah teknik propaganda yang tidak berhasil di Indonesia. Atau, SandiUno menyampaikan fiksi tentang kecurangan. Dan sutradara Amerika hanya akan membuat filmnya sebagai hiburan belaka.

Intinya narasi kecurangan yang terus dibawa-bawa bukan bertujuan menegakkan keadilan, tapi sebuah ambisi kekuasaan, yang tentu saja sangat menyakitkan ketika itu tidak tercapai.

Sebab, dari awal mereka sudah bermain hoax, fitnah dan ujaran kebencian. Mungkin di sana akan dibahas “Kenapa ya teknik firehose of falsehood bisa ngak berhasil. Padahal di negara lain berhasil?” jadi ibarat proyek besar penjajahan suatu negara, para ambisius yang rakus itu rapat dan membahas point-point ketidakberhasilan sekaligus mencari jalan keluarnya.

Sandi yang sekarang berada di Amerika, kemungkinan besar memang tidak akan bisa atau tidak mau hadir melayat ke Bu Ani.

Yahh itu hak dia sih. Mau hadir atau tidak, biar publik yang menilai. Soalnya dia kan tokoh. Begitu juga Prabowo. Yang diam-diam berada di Austria. Tapi kabarnya sih, besok Prabowo akan melayat. Tapi yahh telat sih. Daripada tidak sama sekali.

Dari keadaan itu, pasti banyak alasan buat para pendukung 02 yang militan dan fanatik buta dalam mendukung apa saja yang dilakukan oleh junjungannya.

Prabowo ke luar negeri, banyak analisa yang bisa muncul. Tapi bagi pendukungnya, dilihat sebagai hal yang heroik. Walaupun itu bisa jadi upaya diam-diam membicarakan langkah-langkah politik selanjutnya.

Orang-orang sekitar Prabowo sebenarnya bingung. Sangat bingung. Bahkan kini Haikal Hassan pun kebingungan terhadap langkah-langkah konstitusi yang dimaksud,dan sudah bisa terbaca kubu 02 tidak akan berhasil mengubah keputusan KPU. Maka tidak heran kalau Haikal Hassan cepat-cepat membuat video tentang persatuan.

Sebelumnya beredar rekaman suara Haikal Hassan yang sudah merasakan tidak nyaman dengan apa yang selama ini dilakukannya, ia rindu pulang dan berkumpul bersama keluarganya menikmati ramadhan dan idul fitri. Sepertinya ia tak mau seperti Lieus, Eggy Sujana, Mustofa, dan kawan-kawan.

Rupayanya dia tak mau menjadi tersangka atau masuk bui bersama teman-teman se-provokatornya. Karena itulah dia langsung berbalik haluan memilih yang aman-aman saja.

Hanya yang sudah terlanjur jadi tersangka dan keburu kabur ke luar negeri, kini belum juga menampakkan batang hidungnya. Apa kabar Bachtiar Nasir? Yang katanya mau revolusi? Provokator dengan modal agama memang akan besarnya efeknya. Karena itu wajib diproses.

Melayat orang yang sudah meninggal itu sangat penting. Apalagi para tokoh-tokoh seperti Prabowo dan Sandiaga mesti aktif, memperlihatkan sifat kenegarawaan sejati.

Tidak hanya doyan teriak-teriak antek asing aseng asong. Karena dengan melayat, telah memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Dan itu mempunyai nilai spiritual yang tinggi. Bukankah mereka itu capres-cawapres pilihan Ijtima Ulama? Jadi seharusnya mendahulukan hal-hal seperti ini.

Tapi, yang kita saksikan. Sosok Jokowi begitu bersahaja melayat Bu Ani yang dimakamkan di TMP Kalibata. Ikut juga Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Dan Kaesang yang tampan saat melayat memakai Jeans, malah menjadi sorotan kaum bumi datar.


Berita Lainnya :

Dianggap tidak sopan, padahal saat menjabat tangan SBY, Kaesang mencium tangan SBY. Ini tentu saja beda dengan keadaan Sandi waktu melayat beberapa bulan yang lalu. Saat itu sedang memakai baju olahraga, mungkin tak sempat tapi keburu bikin citra.

Semua peristiwa yang telah disuguhkan oleh para politisi berefek ke masyarakat. Disini bisa kita ambil pelajaran berharga. Politik memang penting. Tapi ada yang lebih penting dari itu yaitu persatuan.

Melayat Bu Ani dan ada saling menguatkan dan bentuk kepeduliaan adalah juga bagian dari persatuan.

Maka, sangat disayangkan, ketika masih ada tokoh-tokoh yang begitu tampak enggan mau berkabung hanya karena sibuk mengurusi ambisi kekuasaan itu.

Manusia itu terlihat jelas karakter aslinya disaat dalam situasi yang sulit. Tapi tentu saja sangat menyakitkan bagi orang yang begitu ambisi berkuasa lalu tidak tercapai. Makanya, orang seperti itu akan terus mencari gara-gara. Banyak wacana licik. Mulai dari referendum hingga hal-hal konyol yang bisa merusak persatuan.


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar