www.zejournal.mobi
Sabtu, 11 Mei 2024

‘Cara yang dipakai untuk membuat wanita patuh: Drama penghilangan alat genital wanita di Kolombia

Penulis : Sputnik | Editor : Indie | Kamis, 08 Februari 2018 14:58

Di tahun 2018 ini, mutilasi pada alat genita wanita tetap menjadi isu darurat yang harus diselesaikan untuk kalangan masyarakat Emberá, sebuah kelompok etnis kecil di Kolombia. Kelompok Emberá menerapkan prosedur ini yang diadopsi dari berbagai komunitas Afrika yang dibawa ke benua tersebut sebagai budak; praktek ini kemudian dilaksanakan oleh para biarawati Katolik.

PBB menyadari seluruh prosedur ini melibatkan sebagian atau seluruh pembersihan alat genital terluar wanita untuk alasan non medis yang dianggap sebagai sebuah kejahatan hak asasi manusia bagi para wanita dewasa dan yang masih remaja, dan sejak tahun 2012 Majelis Umum PBB telah meminta dibuatnya resolusi untuk mengakhiri praktek yang menyakitkan ini.

Dayana Domicó, seorang wanita etnis Emberá, Koordinator Pemuda di Organisasi Adat Nasional Kolombia (NIOC), menjelaskan pada Sputnik bahwa pembersihan alat genital pada wanita (FGM) bukan merupakan bagian dari budaya komunitas tersebut, namun praktek ini tetap dilakukan karena para “Petinggi Agama, Masyarakat Katolik dan Penginjil bersikeras untuk tetap melaksanakan praktek ini, menyuguhkan cara berpikir yang cukup aneh.”

Kolombia merupakan salah satu dari 17 negara (negara-negara Afrika), dimana praktek FGM masih dilakukan guna menekan hasrat seksual pada wanita, berbagai alasan keagamaan dan alasan non medis lainnya. Dana Kependudukan PBB telah menetapkan tujuan untuk memberantas praktek ini di tahun 2030.

NIOC sendiri terus mencoba untuk meningkatkan kewaspadaan di antara para wanita dewasa dan para bidan di berbagai komunitas adat Kolombia, sehingga mereka dapat berhenti melakukan praktek ini pada kaum wanita. Praktek kejahatan ini mulai terendus di tahun 2007 ketika media massa setempat menerbitkan berita mengenai seorang Emberá Chamí, seorang anak perempuan di bawah umur yang meninggal akibat praktek pembersihan klitoris yang dilakukan terhadapnya.

“Dan saat itu lah penelitian mengenai segala tradisi etnis Emberá dimulai, dengan banyak para tetua yang menjelaskan kalau praktek pembersihan alat genital pada wanita bukanlah sebuah praktek konvensional bagi komunitas tersebut, juga bukan praktek yang ada dalam budayanya, dan bukan merupakan pandangan yang dianut oleh masyarakat asli Embrá,” ujar Domicó.

Kendati demikian, komunitas tersebut membenarkan kalu prosedurnya merupakan sebuah “cara yang harus diterapkan” untuk “memastikan kesucian, kesetiaan dan kepatuhan kaum wanita”.

Terdapat 32 prefektur di Kolombia, dan hanya tiga diantaranya, yakni Valle del Cauca, Risaralda dan Chocó, yang tetap mempraktekkan FGM terlepas dari berbagai upaya yang digalakkan NIOC. Organisasi tersebut terus mengupayakan untuk memberantas praktek tersebut dengan cara mengembangkan berbagai proyek yang dapat mendorong peran wanita dan terus meningkatkan kewaspadaan akan pentingnya imunitas fisik dan sosial.


Berita Lainnya :

Hampir sebanyak 300.000 etnis Emberá hidup di Kolombia; fakta kalau mereka terus menerus ditelantarkan telah merujuk pada sikap keras mereka terhadap kaum wanita di sepanjang sejarah, dengan banyaknya wanita yang menderita akibat adanya pelecehan seksual dan serangan fisik. Domicó juga menekankan kalau praktek FGM bahkan telah sampai di kota besar seperti Bogota.

Hari internasional untuk memperingati tak adanya toleransi terhadap praktek FGM dirayakan pada tanggal 6 Februari sebagai bagian dari upaya PBB untuk memberantas praktek ini dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat.


- Source : sputniknews.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar