www.zejournal.mobi
Jumat, 10 Mei 2024

Israel Melarang Jurnalis Al Jazeera Di Seminar Kebebasan Berpendapat

Penulis : Middle East Eye | Editor : Admin | Sabtu, 09 September 2017 16:49

Benjamin Netanyahu telah memerintahkan penguasa Israel untuk melarang ketua kantor Al Jazeera di Jerusalem, Walid al-Omari, dari seminar mengenai kebebasa pendapat yang disponsori negara tersebut yang diadakan pada hari Kamis.

“Perdana menteri menginstruksikan langkah hukum harus diambil untuk menolak semua jurnalis media Al Jazeera yang bekerja di Israel dan menutup kantor-kantor mereka di Israel,” ucap kantor pers pemerintah tersebut di Facebook.

Netanyahu mengumumkan kesediannya pada tanggal 26 Juli untuk membungkamkan jaringan tersebut yang dia tuduh telah mengundang kekerasan, khususnya saat bentrokan di masjid Al-Aqsa pada bulan Juli.

Pada saat itu, Al Jazeera mengutuk “tuduhan sewenang-wenang dan pernyataan yang perseteruan”.

Dia menambahkan jaringan tersebut akan “mengambil semua tindakan hukum yang diperlukan jika mereka bertindak mengancam,” mengatakan bahwa liputannya bersifat professional dan objektif.

Penguasa Israel telah mulai bertindak pada saluran tersebut pada bulan Agustus dengan mencoba mencabut akreditasi warga Israel Elias Karram karena ketidakberpihakannya usai dia mengatakan di sebuah wawancara televise jika hasil kerjanya merupakan “bagian integral dari perlawanan Palestina” melawan Israel.

Namun pada tanggal 30 Agustus, pemerintah Israel mengumumkan bahwa akreditasi Karram akan dipertahankan sementara selama enam bulan, dikarenakan Israel akan memantau liputan wartawan tersebut. Al Jazeera juga berada di garis bidik Arab Saudi, UAE, Bahrain dan Mesir yang meluncurkan blokade terhadap Qatar pada tanggal 5 Juni. Negara-negara ini menuduh UAE “mendukung para teroris” dan berpihak pada musuh bebuyutannya Iran.


Berita Lainnya :

Mereka juga meminta Qatar menutup saluran ini, namun permintaan tersebut ditolak dan “tidak dapat diterima” oleh Komisi Tinggi PBB untuk Hak Azazi Manusia karena tindakan ini “membahayakan kebebasan informasi”.

Al Jazeera memiliki 80 kantor di seluruh duia dan menyiarkannya dalam beberapa bahasa. Al Jazeera merupakan tempat bersuaranya umat muslim Arab yang melawan rezim otoritar di wilayah ini. Para pengkritiknya menuduhnya berpendirian pro-islamis dan ikhwanul muslimin.


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar