www.zejournal.mobi
Senin, 29 April 2024

Dicari Istri: Uang Bulanan Menggiurkan. Gadis Indonesia Masuk Incaran

Penulis : Ian - Publica News | Editor : Anty | Selasa, 07 Maret 2023 18:01

Iklan itu menggoda: Dicari Istri - Uang bulanan 100 Juta Kip' (setara Rp 90 juta). Iklan banyak tersebar di media sosial Laos, terutama Facebook. Juga di portal berita NBC Lao News. Perempuan muda Laos mana tak terpancing?

Negara Asia Tenggara yang terkurung di antara Myanmar dan Tiongkok itu masuk kategori miskin. Pandemi Covid-19 tiga tahun ini memperburuk keadaan. Lalu datang tawaran menjadi istri pria China, dengan jatah bulanan jumbo.

"Perempuan lajang silakan mendaftar. Bagikan iklan ini segera," begitu bunyi iklan yang dimuat di laman NBC Lao News, Kamis (2/3).

Pemasang iklan adalah seorang pria asal RRT. Dalam sebuah tulisan sebelumnya, NBC Lao News menyebut banyak iklan serupa mengincar gadis negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Vietnam, Kamboja, Myanmar, dan --kurang ajarnya-- Indonesia!

Menurut penduduk Laos, perempuan yang pernah menanggapi iklan tersebut akhirnya tertipu. Alih-alih menjadi istri dengan 'gaji' 100 juta Kip, mereka diperdagangkan sebagai budak seks dengan bayaran sekadarnya.

Mereka yang tergiur biasanya datang dari kawasan pinggiran dan tak berpendidikan. Para wanita muda itu akhirnya jadi penghuni rumah bordil di kawasan Segitiga Emas, pusat perjudian dan perdagangan narkoba di sepanjang Sungai Mekong di perbatasan Laos, Myanmar, dan Thailand.

"Banyak pria Tionghoa pergi ke sana untuk 'memacari' gadis Laos. Mereka membayar mahar kepada orang tua sang gadis. Setelah beberapa bulan, wanita itu diperdagangkan," kata seorang wanita muda Laos dari Provinsi Luang Namtha kepada Radio Free Asia.

Orang tua di daerah terpencil yang butuh uang membiarkan putri mereka 'menikah' dengan orang China. "Tapi begitu putri mereka dibawa ke China, orang tuanya tidak dapat menghubunginya lagi," ia menambahkan.

Calo atau perantara biasanya adalah orang Laos juga. Sumber tersebut mengenal beberapa di antaranya. "Mereka menyasar keluarga miskin," ujarnya.

Ada pula yang beruntung benar-benar menikah dan dibawa ke China. Banyak pria China mencari istri dari negara sekitar karena rasio gender yang tak seimbang, penduduk pria lebih banyak ketimbang perempuan. Tapi jumlah perempuan Laos yang beruntung ini sangat sedikit.

Seorang wanita dari Provinsi Xaysomboun mengatakan pernah membaca iklan mencari istri tersebut. Ia juga pernah melihat pria China datang ke desanya untuk memilih calon pengantinnya sendiri.

Otoritas Laos telah berkampanye melawan perdagangan manusia ini. Pada tahun 2020, ada 142 korban perdagangan, termasuk 21 korban perdagangan seks, 39 korban perdagangan tenaga kerja, 66 korban pernikahan palsu, dan 16 korban bentuk eksploitasi lainnya.

Pada Juli 2022, jumlahnya meningkat menjadi 540 orang, sebanyak 448 perempuan diantaranya korban perdagangan seks.

Tetapi kampanye tersebut kurang efektif. "Para gadis ini butuh uang. Mereka ingin memperbaiki hidup, jadi mereka setuju menikah dengan pria Tionghoa," ujar sumber yang disembunyikan jati dirinya itu.

Lebih banyak lagi orang China datang ke Laos sekarang setelah Beijing membuka kembali perbatasannya menyusul kebijakan pencabutan lockdown Covid-19.

“Akibatnya, lebih banyak orang Laos yang berisiko diperdagangkan," ujar seorang pejabat di Provinsi Luang Namtha. "Para gadis tergoda, mereka butuh uang dan ingin pergi ke luar negeri," ia menegaskan.


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar