www.zejournal.mobi
Sabtu, 18 Mei 2024

Partner Kerja Gubernur Dan Wakilnya

Penulis : Nikmatul Sugiyarto | Editor : Anty | Jumat, 27 Januari 2023 17:12

Ada kabar apa hari ini, mari kita berselancar dengan ponsel pintar di era modern ini. Oh no, kawan-kawan operator sudah mengingatkan kuotaku yang sudah melompong. Baiklah, memang sudah saatnya kurogoh kantong untuk membeli kawan setia si data seluler.

Setelahnya, baru bisa kutekuri apa isi kehebohan hari ini. Ada sosial, ekonomi, Pendidikan, sarana-prasarana, transportasi, dan yang ini nih yang menggiurkan. Yap bidang politik dong.

“Anak muda kudu melek politik” wejangan salah satu kawan tuaku kala itu. Dan akhirnya terngiang-ngiang hingga sekarang.

Ada ahmad Riza Patria kali ini yang berhasil mencuri atensiku, dulu namanya kerap memenuhi kanal berita. Saat kubuka isinya pasti berhubungan dengan klarifikasi hal-hal mengenai statemen Anies Baswedan.

Jangan lupakan setiap huru-hara yang muncul, Riza lah yang dilempar untuk menuntaskannya di hadapan awak media.

Pokokmen dia yang kasih tambalan-tambalan positif saat Anies menjabat jadi gubernur DKI Jakarta. Oh iya, lupa kuceritakan siapa Riza Patria itu. Dia adalah eks wakil gubernur DKI Jakarta saat Anies Baswedan menjabat gubernur di ibukota tercinta.

Ulasan yang kudapat hari ini bertolak belakang dari sebelumnya. Riza yang biasanya berada di garda terdepan di setiap keburukan menghampiri Anies, sekarang tidak lagi. Oh tidak kok, si mantan wakil gubernur itu tidak secara gamblang menyatakan ketidaksukaannya terhadap mantan partnernya.

Tapi jangan lupakan ekspresinya saat memaparkan siapa capres dukungannya, menggelora sekali semangatnya. Sedikit menyentil pasti, kalau kenyataan itu sampai di telinga sang capres.

Anies dan Riza tidak seharmonis yang terlihat. Yang kemarin itu hanya demi kebaikan bersama saja. You can call it ‘gimmick’ maybe…

Jelas sudah, terbongkar semua ketidakharmonisan dua politisi itu. Kaget sih enggak, karena dari dulu sudah terlihat bagiamana unggah-ungguhnya si Riza. Sekarang saja baru mencolok mata publik.

Berbanding dengan Anies yang mengkhianati Prabowo, Riza justru masih setia dengan Menteri pertahanan Indonesia itu. Pastinya, dia tahu diri siapa pengusungnya dulu. Siapa kawan yang menjadikannya politisi kondang dan mengawalnya hingga menjadi bagian dari DKI.

Dia bukan kacang lupa kulitnya, apalagi sampai harus menikung siapa kawannya yang dulu berjasa dalam keberhasilannya.

Tahu bukan statemen Anies dulu yang sering diputar baru-baru ini, menjadi berita panas. Ceritanya kenangan dahulu si capres saat berjanji pada pengusungnya. Ya, Anies bilang dia tak akan nyapres kalau saja Prabowo akan mencalonkan diri menjadi capres pada 2024 nanti.

Sekarang Prabowo belum mendeklarasikan maksudnya untuk terlibat dalam kontestasi pilpres nanti, sudah didahului saja oleh eks gubernur usungannya kala itu. Dari situlah orang tahu siapa gerangan yang menjadi pembual ulung.

Riza sudah paham betul siapa yang memiliki kontribusi besar bagi tanah air ini, jadi dari kinerja saja dia sudah memutuskan siapa capres dukungannya. Situasi yang jauh berbeda tercipta diantara Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen.

Dua sejoli itu mencontohkan bagaimana seharusnya kerukunan yang terjalin antara gubernur dan wakil gubernur. Bukan hanya sebagai pejabat daerah, implementasi berpartner dalam dunia kerja juga berhasil digambarkan dengan apik oleh keduanya.

Hal itu bukan omong kosong belaka, bukti sudah terpampang sepanjang mereka menjalankan amanah sebagai pemimpin. Datangnya dari beberapa bidang, kategorinya pun bervariasi.

Pembagian tugas pun merata, dimana si jangkung ada di lapangan, maka wakilnya yang kerap dipanggil Gus Yasin itulah yang mengurusi kantor. Tak melulu seperti itu, saat Gus Yasin yang kebagian menghadiri suatu acara maka Ganjar yang gantian untuk stay di kantor.


Berita Lainnya :

Komunikasi yang menjadi unsur pertama dalam bekerja, menjadi patokan dua politisi Jateng itu. Sekalipun aku tidak pernah menemukan kesalahan. Dalam berbagai urusan mereka terbuka di ruang publik.

Orang lain sering bertanya-tanya di benak mengenai bagaimana bisa keduanya tidak pernah memiliki problem yang cukup serius. Tak pernah kutemukan statemen gawat darurat yang keluar dari salah satu mulut mereka dan mengharuskan untuk klarifikasi.

Penanganan masalah yang tidak kompak dari keduanyapun tak pernah ada. Selalu ada diskusi agar suatu masalah menemukan penyelesaiannya. Hal itu disampaikan langsung oleh Gus Yasin, ia bangga menjadi partner kerja dari seorang Ganjar Pranowo.

Pemilik Lapak Ganjar itu selalu menghargai pendapat dan usulan yang dibawa oleh sang partner. Ketimpangan dalam performa pun tidak pernah kujumpai dari keduanya.

Cap harmonis yang ada selama pemerintahan mereka tidak pernah luntur. Warnanya terus tampil sama hingga nanti berakhir masa jabatan keduanya.

Yang seperti itulah teladan bagi para kawula muda di tanah air. Bukan yang lempar masalah, sembunyi penyelesaiannya. Tidak ada ban serep pada sebuah kendaraan yang mereka jalankan, karena mereka berjalan berdampingan.

Mereka itu satu kesatuan, pontang-panting untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat bersama. Tidak hanya seneng saja yang menyertai keduanya, susah pun kudu dihadapi bareng.


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar