www.zejournal.mobi
Jumat, 17 Mei 2024

Kejahatan Militer Myanmar: Konser Musik Dibom, 60 Orang Tewas

Penulis : Ian - Publica News | Editor : Anty | Selasa, 25 Oktober 2022 10:18

Aurali dan Galau Yaw Lwi sedang menyanyi di panggung festival musik untuk merayakan 62 tahun berdirinya Organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO). Ratusan warga Nang Pa, Kotapraja Hpakant, asyik berjoget pada Minggu (23/10) pukul 20.30 waktu Myanmar.

Mendadak tiga jet tempur Yak-130 muncul dan memuntahkan ratusan kilogram bom. Dua penyanyi terkenal Myanmar itu terpental dari panggung yang terbuat dari kayu, tubuhnya hangus terbakar. Begitu juga ratusan penduduk desa yang menonton.

Myanmar Now melaporkan sedikitnya 60 orang (ada yang menyebut 80 orang) etnis Kachin tewas dan lebih dari 100 orang lainnya terluka.

"Mereka mengebom warga sipil. Ini adalah tindakan jahat, dan ini kejahatan perang. Kami berduka atas kematian orang-orang kami," kata Juru Bicara KIO Kolonel Naw Bu, Senin (24/10) malam.

Hampir semua pemain band turut tewas, termasuk aktor Lahtaw Zau. Kawasan tersebut dikuasai oleh Brigade 9, sayap bersenjata KIO, kelompok milisi penentang rezim Myanmar.

Kotapraja Hpakant adalah penghasil batu giok, dan sejak lama jadi incaran junta. Tapi sebagian besar yang tewas oleh serangan tatmadaw, militer Myanmar, adalah penduduk sipil.

Rekaman gambar-gambar setelah serangan menunjukkan struktur di daerah itu rata oleh ledakan. Puing-puing bangunan dan kendaraan berserakan dimana-mana.

Dikutip dari Reuters, Kantor PBB di Myanmar dalam pernyataannya mengatakan sangat prihatin penggunaan pesawat tempur untuk membunuh warga sipil.

Hana Young, Wakil Direktur Regional Amnesty International, mengungkapkan kekhawatirannya atas ketidakpedulian militer Myanmar terhadap kehidupan sipil. "Ini bagian dari pola serangan udara yang tidak sah oleh militer," ia menegaskan.

Serangan junta ini paling mematikan sejak militer mengkudeta pemerintahan sipil pada Februari 2021. "Ini bukan pertempuran kami dengan tentara junta, tapi pembantaian sipil," ujar Kolonel Naw Bu.

Menurut Zay Thu Aung, kapten pilot angkatan udara Myanmar yang membelot ke kelompok perlawanan sipil, jet yang menyerang Hpakant datang dari bandara Tada-U di Mandalay. Jet model Yak-130 tersebut buatan Rusia.

"Pesawat Yak-130 bisa menjatuhkan bom seberat 500 pon hingga 1.100 pon (1 pon setara 226,7 kg) di malam hari," Zay Thu Aung menjelaskan kepada The Irrawaddy.

Pada Senin pagi, KIO membalas serangan di dekat kota Momauk, sekitar 300 kilometer dari Hpakant yang dibom. Pertempuran masih berlangsung ketika berita ini ditulis.

"Kebencian orang-orang Kachin terhadap militer makin menumpuk. Ini hanya akan melipatgandakan gerakan untuk mencabut kediktatoran militer,” Naw Bu menegaskan.


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar