www.zejournal.mobi
Jumat, 29 Maret 2024

Dilarang masuk? Partai sayap kanan Swedia ingin memilih suara bagi para imigran, Perancis ingin menutup perbatasan-perbatasan

Penulis : RT | Editor : Admin | Senin, 31 Agustus 2015 09:45

Marine Le Pen, partai sayap kanan Perancis Front Nasional, menyatakan bagwa imigrasi harus dihentikan dan menyerukan perbatasan-perbatasan negara harus ditutup. Sementara itu, partai sayap kanan Demokrat Swedia mengatakan sebuah referendum harus diselenggarakan pada masalah ini.

“Sudah waktunya untuk pemungutan suara di Swedia atas kebijakan imigrasi kami,” pemimpin partai Jimmie Akesson mengatakan pada para pendukungnya selama pidato tahunan musim panas, AFP melaporkan. Partainya, Demokrat Swedia, baru-baru ini berada pada peringkat atas dalam pemungutan suara untuk pertama kalinya.

Setelah menerima 80.000 pengungsi tahun lalu, Swedia telah menanggung beban dalam menampung jumlah pengungsi terbesar di Uni Eropa sebagai sebuah persentase dari penduduk aslinya. Kebijakan Sewedia bagi para imigran yang ramah telah menjadikan negara tersebut salah satu tujuan yang paling disukai bagi para pencari suaka perlindungan.

“Apa yang membuat orang-orang mempertaruhkan nyawa mereka dan anak-anak mereka untuk datang kesini? Saya berani mengatakan bahwa itu adalah kebijakan longgar dari pihak partai lain yang menyebabkan banyak kejadian tragis ini. Yang menyebabkan kematian,” kata Akesson.

Di Perancis, kritik terhadap “gelombang pengungsi” yang telah melanda Eropa adalah salah satu poin penting dari pidato Marine Le Pen di komune Brachay di timur laut Perancis pada hari Sabtu kemarin.

“Situasi imigrasi saat ini di Perancis benar-benar diluar kendali,” pemimpin partai politik tersebut menyatakannya baik di Twitter dan dalam sambutannya menjelang pemilihan di Perancis. Pemimpin Front Nasional Perancis mengklaim bahwa 99 persen dari para pencari suaka tetap menetap di Perancis, dan menekankan bahwa “angka ini harus dikurangi menjadi nol persen”. Ia juga menegaskan bahwa “perbatasan-perbatasan negara dibutuhkan oleh Perancis.”

Meskipun program resmi partai yang sebelumnya telah menyerukan imigrasi legal harus dikurangi dari 200.000 pengungsi per tahun menjadi 10.000, pemimpin partai tersebut menuntut agar tak ada satu pengungsi pun masuk ke dalam Perancis.

“Tujuan saya sangatlah sederhana: untuk menghentikan imigrasi secara legal maupun ilegal,” serunya di Twitter.

Mempertahankan bahwa pemberian dukungan sosial dan medis bagi para pencari suaka harus dihentikan, Le Pen juga menyarankan agar Islam tidak disambut baik di Perancis.

“Halal tidak memiliki tempat di kantin-kantin sekolah,” dia mentweet, menambahkan bahwa masjid-masjid baru harus dibekukan, “masjid-masjid radikal harus ditutup”, dan Islamis asing harus diusir.

Terkenal untuk retorika anti-migran nya, pidato Le Pen tidak hanya menjadi permulaan dari musim kampanye baru di Perancis, tetapi juga di tengah-tengah krisis pengungsi yang memburuk di Eropa. 3.000 migran tiba setiap hari di perbatasan Macedonia di jalur perjalanan menuju Uni Eropa, dengan lebih dari 2.500 penyebrangan dari Serbia ke Hungaria dalam satu minggu ini, para pemimpin Eropa belum menyepakati langkah-langkah komprehensif untuk menangani gelombang dari pengungsi-pengungsi ini.

Sementara pasukan-pasukan sedang digunakan oleh beberapa negara untuk mencegah orang-orang yang putus asa dari Timur Tengah, Afrika Utara dan daerah-daerah bermasalah lainnya, ketegangan lain tumbuh diantara penduduk lokal dengan kekerasan terhadap para pencari suaka meletus dibanya negara Eropa.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar