www.zejournal.mobi
Jumat, 29 Maret 2024

Ikut Angkat Bicara, Secara Tak Langsung Anies Bilang Kalau OK Oce Program Tipu-Tipu?

Penulis : Fery Padli | Editor : Indie | Sabtu, 23 Maret 2019 16:20

Menurut hemat penulis, salah satu janji yang paling manis dari Calon Kepala Daerah adalah OK OCE.

Pertanyaannya, kenapa OK OCE?

Karena janji ini mematahkan stigma bahwa pengusaha itu harus bekerja keras, banting tulang dan pantang menyerah.

Cukup pilih Anies-Sandi saja, sudah bisa jadi pengusaha.

Karena, semuanya pemprov DKI yang ngurus.

Bisnis dimodalin. Tempat usaha disediain. Dan pembeli atau pelanggan juga dicari’in.

Jadi calon pengusaha tinggal datang saja, mendaftar program OK OCE. Sah jadi pengusaha.

Janji manis inilah yang kemudian membuat masyarakat berbondong-bondong memilih Anies Sandi.

Hingga akhirnya, Anies-Sandi terpilih sebagai gubernur dan wagub DKI periode 2017-2022.

Saat Anies-Sandi berkuasa di DKI, OK OCE memang berjalan, tapi jauh panggang daripada api.

Tidak ada cerita masyarakat dimodalin, dicariin tempat usaha, apalagi dicariin pembeli.

Yang ada justru OK OCE Mart.

OK OCE Mart ini sejenis minimarket yang berdiri di atas sebuah peti kemas yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa.

Peti kemas tempat OK OCE tersebut diberi warna mencolok, oranye dan dikombinasikan warna hitam.

Pada bagian kaca dibubuhi tulisan OK OCE Mart.

Sedangkan, pada bagian dalam diberi AC, plafon, dan lantainya keramik, agar pengunjung nyaman berbelanja.

Apa saja barang yang diperdagangkan di OK OCE Mart? Meliputi makanan, minuman, dan bahan pokok lainnya.

Selain itu, ada pula produk binaan OK OCE yang di jual di OK OCE Mart tersebut.

Kenapa OK OCE Mart pakai peti kemas, tidak memakai bangunan permanen seperti Alfa Mart dan Indomaret?

Karena lebih efesien dan lebih simple, serta biaya produksinya lebih murah.

"Waktu pembuatannya pakai bangunan juga lebih lama, kalau pakai konteiner 2 minggu udah tinggal nerima kunci dan potong pita. Selain itu juga bisa pindah-pindah lokasinya," ujar Dirut OK-OCE Mart, Lilies Noorlismanie, (6/4/2017).

OK OCE Mart ini juga menerapkan sistem kemitraan. Sehingga, siapapun yang ingin bergabung, asal memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh manajemen OK OCE, maka bisa bergabung.

Adapun syarat jika ingin memiliki OK OCE Mart adalah : memiliki lahan, memiliki domisili, memiliki Surat Keterangan Usaha dari kelurahan setempat, memiliki NPWP, menandatangani akte kemitraan di notaris dan investasi sebesar Rp 200 juta.

Sudah terlihat kan, realisasi beda dengan janji.

Kalau janjinya, calon pengusaha dimodalin, disediain tempat usaha dan dicariin pembeli, realisasinya calon pengusaha diharuskan investasi Rp 200 juta dan memiliki lahan untuk bisa gabung dengan OK OCE Mart.

Kalau modal awalnya saja Rp 200 juta, berarti OK OCE Mart ini bukan diperuntukkan untuk masyarakat kelas bawah. Melainkan untuk masyarakat kelas menengah keatas.

Dan sangat jelas, realiasi OK OCE ini tidak sama sedikitpun dengan janji yang diberikan waktu kampanye.

Lalu, bagaimana tanggapan Anies-Sandi ketika faktanya OK OCE tidak memberikan modal kepada calon usahawan seperti yang tertera pada spanduk mereka saat kampanye dulu?

Menurut Sandi, dimodalin itu bukan berarti Pemprov DKI yang memberikan modal secara langsung kepada calon usahawan. Melainkan Pemprov DKI Jakarta hanya memfasilitasi warga DKI Jakarta yang ingin mengakses permodalan di bank.

"Pemprov cuma mendapatkan dana Rp 82 miliar untuk program OKE OCE. Jadi itu hanya untuk pelatihan, karena pelatihan itu yang penting sekali. Duit banyak sekali di industri perbankan dan pembiayaan," ujar Sandi.

Teranyar, ada lagi warga DKI Jakarta yang ngeluh terkait pencairan dana OK OCE yang tidak kunjung tiba ini.

Keluhan tersebut disampaikan oleh warga Kepulawan Seribu, bernama Satipah, saat Anies sedang berkunjung ke Pulau Pramuka, (22/03).

"Program OK OCE uangnya belum cair, Pak," ucap Satimah.

Menjawab pertanyaan dari emak-emak yang menjadi korban PHP spanduk kampanye tersebut, Anies mengatakan OK OCE memang tidak mendanai usaha anggotanya.

Anies menjelaskan bahwa UMKM saat ini memiliki tantangan pada aspek permodalan.

Namun, OK OCE tidak menangani permasalahan permodalan tersebut.

"Dan ekonomi mikro selalu yang menjadi tantangan adalah permodalan. Dan program itu (OK OCE) kan bukan pencairan modal," ujar Anies menyampaikan alasan terkait beda antara janji dan realisasi OK OCE.

Lucunya, OK OCE ini mau dibawa ke tingkat nasional oleh Sandi. Yang mana menurutnya, OK OCE telah berhasil mengurangi 20 ribu angka pengangguran di DKI Jakarta per tahun 2018.

Padahal, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pengangguran di DKI Jakarta justru mengalami peningkatan.

Pada Februari 2018, angka pengangguran di DKI Jakarta sebanyak 290.118 orang. Dan pada Agustus 2018 meningkat menjadi 314.841 orang.


Berita Lainnya :

Artinya apa?

Program ini gagal.

Tidak hanya gagal menjadikan orang pengusaha tapi juga gagal mengurangi angka pengangguran di DKI Jakarta.

Dan, program gagal inilah yang mau dibawa ke level nasional oleh Sandi.

Di level daerah saja, OK OCE sudah tidak sesuai dengan janji, apa lagi di level nasional.

Terima kasih pak Anies, sudah menjelaskan kepada masyarakat, tentang OK OCE yang sesungguhnya, bahwa dimodalin punya usaha itu ternyata hanya mimpi disiang bolong.

Sumber :

  1. http://www.tribunnews.com/metropolitan/2017/04/07/mampir-ke-ok-oce-mart-besutan-anies-sandiaga-apa-saja-yang-dijual-di-sana
  2. https://news.detik.com/berita/d-3771839/sandi-klarifikasi-kata-dimodalin-pada-spanduk-ok-oce
  3. https://money.kompas.com/read/2019/03/18/121153626/sandiaga-sebut-ok-oce-pangkas-20000-pengangguran-di-dki-ini-data-bps

- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar