www.zejournal.mobi
Sabtu, 20 April 2024

Tensi Politik Memanas, Panglima TNI Perintahkan Prajuritnya Siap Perang Kota: Ada Apa?

Penulis : Imam Fadholi | Editor : Indie | Kamis, 17 Januari 2019 15:29

Perkembangan politik akhir-akhir ini kian meningkatkan tensinya. Serangan demi serangan dari kubu oposisi makin gencar dilakukan, bahkan tanpa tedeng aling-aling. Merekapun seakan tak segan lagi menggunakan hoax sebagai amunisi.

Ancaman 'Indonesia punah jika dirinya kalah' yang dilontarkan langsung oleh Prabowo sendiri dan berbagai manuver politik lain yang dimainkan oleh para politisi oposisi menuai respon keras dari berbagai kalangan, tak terkecuali pemerintah melalui unsur-unsur pertahanan dan keamanan negara pun ikut menanggapinya.

Jenderal TNI (Pur) Wiranto sebagai Menko Polhukam ketika itu langsung merespon pernyataan Prabowo dengan menantangnya taruhan rumah yang mereka tempati terkait Indonesia punah jika Prabowo kalah.

*"Kalau sehabis Pemilu Prabowo kalah dan Indonesia tetap utuh tidak punah, maka rumah hambalang diserahkan kepada saya. Sebaliknya kalau Indonesia Punah maka rumah saya di Bambu Apus diserahkan ke Prabowo, tapi kalau semua punah, buat apalagi rumah,"* kata Wiranto sambil tertawa saat ditemui di acara HUT ke-19 Dharma Wanita Persatuan Kemenko Polhukam, Selasa (18/12) sebagaimana telah dirilis media-media mainstream nasional.

Meski bernada canda, namun pesan Wiranto tersebut jelas bahwa apapun akan dipertaruhkan demi menjaga keutuhan negara.

Sementara itu Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan yang juga Wakil Ketua Tim Kemenangan Nasional (TKN) Joko Widodo - Ma'ruf Amin juga menanggapi berbagai pernyataan dari kubu lawan tentang KPU dan ancaman-ancaman yang terlontar dari para pendukung Prabowo.

Moeldoko yang mantan Panglima TNI itu mengatakan, pemerintah memiliki instrumen yang dapat digunakan secara tepat dan proporsional untuk membongkar pihak-pihak yang mencoba merusak negara ini hanya untuk kepentingan kelompok saja.

*"Untuk itu dari awal sudah saya ingatkan jangan main-main dengan itu, saya ingatkan jangan main-main tapi kalau masih main-main, saya juga punya mainan. Ya ada permainan yang tidak enak,"* ujar Moeldoko seperti dirilis banyak media beberapa waktu lalu.

Lain halnya dengan Wiranto dan Moeldoko yang merespon langsung manuver politik lawan-lawan Jokowi. Di tengah memanasnya tensi politik tanah air, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memerintahkan prajuritnya mempersiapkan diri menghadapi perang kota.

Menurut Hadi yang belakangan aktif mengunjungi Markas TNI Angkatan Darat, Laut, dan Udara, perang kota dimaksudkan untuk menghadapi ancaman terorisme. Ia mengatakan terorisme adalah salah satu ancaman untuk negara ini. Kejahatan tersebut berpotensi terjadi di mana saja, terutama di perkotaan. Medannya yang berbeda dari lokasi tempur tentara pada umumnya membutuhkan perhatian khusus.


Berita Lainnya :

*"Kalau kita perang di hutan, musuhnya jelas. Ketika kita melaksanakan perang kota, yang dihadapi ada masyarakat, ada terorisme itu sendiri,"* kata Hadi di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu, 16 Januari 2019, seperti dimuat di laman Tempo.co di hari yang sama.

Lebih lanjut Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara itu meminta prajuritnya bersiap dengan cara mengembangkan kemampuan perang kota yang saat ini sudah dimiliki dan perlengkapan yang dibutuhkan sudah harus disiapkan.

Sebagai Panglima TNI, pernyataan Hadi yang terlontar di tengah memanasnya situasi politik terkini tak bisa dipisahkan dari upayanya menjaga stabilitas dan keamanan negara dari semua ancaman yang datang.

Pernyataan Prabowo tentang Indonesia punah dan berbagai manuver politik lawan-lawan Jokowi yang menyiratkan adanya agenda kerusuhan pasca Pilpres tentu sudah diantisipasi oleh pihak TNI. Dan boleh jadi, perintahnya kepada para prajurit TNI untuk bersiap melakukan perang kota adalah respon seorang Panglima TNI.

Apa kaitannya dengan terorisme?

Bukan rahasia lagi bahwa para pendukung dan simpatisan, atau bahkan mungkin bibit-bibit teroris ada dan bersatu di dalam kubu Paslon 2. Mereka yang terus menerus dipanasi dan dijaga agar terus membara amarahnya sangat mungkin bertindak anarkis dan bahkan melakukan tindakan-tindakan terorisme pada saatnya nanti api pemicunya dinyalakan.

Dalam konteks ini, sudah seharusnya Panglima TNI mempersiapkan pasukannya dengan cara memerintahkan prajurit TNI bersiap melakukan perang kota, sebab terorisme modern rata-rata terjadi di dalam kota. Sebagaimana juga diungkap Panglima bahwa perang di hutan musuhnya jelas, sementara perang di kota yang dihadapi ada masyarakat dan tentu saja teroris itu sendiri.


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar