www.zejournal.mobi
Jumat, 19 April 2024

Jokowi Sebut Politikus Kompor, Ada Yang Kepanasan

Penulis : Xhardy | Editor : Indie | Senin, 16 Juli 2018 15:41

Itulah kelompok sebelah, maunya nyinyir tapi sebaik dinyinyirin langsung jadi cacing kepanasan. Ini karena Jokowi menyebut ada 'politikus kompor' yang memanas-manasi situasi politik jelang pemilu. Kita mungkin tahu siapa politikus ini tanpa menyebut nama. Sok-sok mau tampil bak pahlawan, tapi bicara tanpa data, tahunya cuma nyinyir, dan bikin kontroversi.

Partai Amanat Nasional (PAN) menanggapi pernyataan Jokowi tersebut. Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengatakan perbedaan pendapaat dengan Jokowi adalah hal yang biasa. Jangan dianggap setiap komentar yang berseberangan malah ingin membuat situasi di tengah masyarakat menjadi panas.

"Kalau ada perbedaan pendapat, itu adalah sebuah kewajaran. Jadi kalau ada anak bangsa berkomentar lain, ya bukan berarti ngompor-ngompori, mungkin benar komentarnya itu tinggal direspons saja sama pemerintah," kata Yandri. Menurutnya, kalau ada komentar yang dianggap berseberangan jangan dianggap ngomporin.

Halo, ngomong mikir dulu deh. Perbedaan pendapat memang sah saja. Tapi kalau sudah menjurus fitnah apalagi omongan tidak benar tanpa data berbasis sakit hati, apakah itu diperbolehkan? Siapa yang sebenarnya ngompori? Pastinya yang selama ini terus koar-koar, ucapan entah apa, ngomong ngawur demi cari panggung politik. Kalau beda pendapat dimunculkan lewat nyinyiran tanpa data, justru itulah yang namanya ngomporin.

"Tentu, perbedaan pendapat itu bukan asal ngomong, harus punya data dan fakta dan baik disampaikan ke publik agar rakyat tercerahkan. Jadi itu kita anggap kekayaan hasanah demokrasi," kata Yandri.

Nah dia sendiri sadar, tapi tidak melihat kenyataan di lapangan siapa yang sering ngomong tanpa data dan fakta. Jujur saja, siapa yang selama ini menyerang pemerintah pakai isu miring, hoax dan konspirasi aneh-aneh? Gerombolan sebelah, kan? Jokowi tidak salah dong ngomong seperti itu.

Bukan hanya PAN saja, rupanya Gerindra juga tak tahan ikut kasih komentar. Gerindra yang merupakan salah satu partai oposisi meminta Jokowi mengungkap siapa sosok politikus yang dimaksud Jokowi. "Ya kalau emang perlu Pak Jokowi boleh sebut nama saja. Tapi jangan sampai Pak Jokowi asal tuduh karena dikritik karena lemahnya kinerja ekonomi, lalu dibilang politisi kompor itu salah juga," kata anggota badan komunikasi Gerindra, Andre Rosiade.

Andre mengatakan pihaknya bukan merupakan politikus kompor sebagaimana disampaikan Jokowi. Menurut Andre, Gerindra merupakan partai yang mengkritisi keadaan negara secara konstruktif. "Kalau baik kami dukung, kalau buruk kami kritisi. Kami kritisi terutama masalah ekonomi," sambung Andre.

Kalau tidak merasa, ya sudah, perkara selesai. Tak ada yang perlu diklarifikasi lagi. Kalau tidak merasa, ngapain repot dan sibuk apalagi panik. Lagian Jokowi tidak bilang siapa orangnya secara langsung. Mau minta Jokowi sebut nama, ah, Jokowi tak segampang dan sebodoh itu makan kail. Nanti kalau sebut nama, hanya akan ada satu hal yang terjadi, yang bersangkutan bisa ngamuk marah-marah dan banting meja.

Jokowi memang hebat, baru sebut ada politikus kompor, ada yang bereaksi. Ibarat tanpa menggali lubang terlalu dalam, ularnya keluar sendiri. Saya kadang tak habis pikir, kenapa gerombolan sebelah kalau menyerang seolah itu adalah hal yang lumrah, tapi begitu disentil sedikit saja langsung titik titik.

Nyatanya memang benar kok. Menjelang pilpres, banyak yang cari muka, ada yang sok santun, ada yang berubah jadi pahlawan kesiangan, ada juga yang koar-koar konyol demi meyakinkan publik, ada juga yang memelintir informasi dan menyudutkan tokoh yang mendukung pemerintah. Siapa mereka? Orangnya ya kelompok itu-itu juga. Cari muka dengan cara murahan dan kampungan, dengan ucapan konyol yang tanpa dasar.

Model begini mau jadi panutan publik? Mission Impossible episode 7 juta deh. Onta di depan mata pura-pura tak tampak, tapi kuman di seberang planet bumi datar malah tampak jelas. Kan, lucu sekali logika model begini.

Saya jadi teringat tulisan salah satu penulis Seword, dia bilang Seword adalah media opini, yang bertugas melawan hoax dan memberikan bantahan terhadap setiap isu. Makin dipikir, makin benar, makin masuk akal. Kayak gini nih, pemerintah disudutkan, tugas kita adalah membantah tapi dengan data dan fakta. Bukan kayak gerombolan sebelah, seperti yang baru-baru ini, ngomong sembarangan tanpa data. Biar masyarakat yang nilai sendiri saja.


Berita Lainnya :

https://m.detik.com/news/berita/d-4115597/pan-yang-berseberangan-dengan-jokowi-jangan-langsung-dianggap-kompor

https://m.detik.com/news/berita/4115346/gerindra-jangan-asal-tuduh-jokowi-ungkap-saja-siapa-politikus-kompor


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar