www.zejournal.mobi
Jumat, 29 Maret 2024

Macan Asia Menunjukkan Taringnya, Freeport Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi, Ini Beberapa Keuntungannya!

Penulis : Hima Qurrotur | Editor : Indie | Jumat, 13 Juli 2018 16:01

Sejatinya orang yang kerap teriak 'Antek Aseng Asing' justru dialah yang sebenarnya antek aseng asing. Karena mereka sudah terbiasa hidup nyaman seperti itu sejak era orde baru. Lalu saat negeri ini akan dibersihkan dan dibangun oleh pak Jokowi, mereka panik dan merasa terusik kenyamanannya, dan mulailah menyerang.

Ingat filosofi jari. Ketika seseorang menunjuk dengan satu jari telunjuk, maka ke empat jari lainnya menunjuk dirinya sendiri. Seperti halnya mereka yang memfitnah PKI, ternyata justru perilaku merekalah yang seperti PKI.

Selama Puluhan tahun Indonesia tak bisa berkutik dengan keberadaan PT Freeport Indonesia (PTFI) kecuali hanya mendapatkan secuil saham yang tak lebih dari 10%, dan masyarakat pun tak pernah tahu laporannya seperti apa. Lalu ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mendivestasi saham PTFI dan meminta PTFI untuk membuat Smelter agar tak semua hasil tambangnya dibawa ke Amerika, banyak pihak yang meragukan keputusan itu, bahkan banyak pihak yang menakut - nakuti pak Jokowi untuk tidak melanjutkan keputusannya tersebut.

Bukan pak Jokowi namanya kalau harus mendengarkan ocehan - ocehan dari orang yang tak suka dengan kebijakannya, pak Jokowi tak bergeming dan terus maju pantang mundur bersama Menteri ESDM untuk mendapat saham mayoritas dari Freeport, bukan mengambil alih lalu masuk ke kantong pribadi tapi semuanya dialihkan menjadi milik negara, dan selain itu pak Jokowi juga menerapkan kerja sama joint venture. Kerja sama joint venture disebabkan karena pemerintah Indonesia saat ini belum mampu melakukan kegiatan operasional PTFI. Tapi yang lain kebersamaan jadi joint venture yang disiapkan sangat detail, itu supaya ke depan jangan sampai ada split.

Presiden Joko Widodo bersyukur Inalum, holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tambang, telah mencapai kesepakatan dengan Freeport McMoran soal akuisisi saham 51 persen saham Freeport Indonesia. Sebelumnya, Indonesia hanya memiliki 9,36 persen saham perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut.

Menurut Presiden Jokowi, proses peralihan saham ini berjalan cukup alot. Namun dirinya bersyukur hal ini bisa terselesaikan. "Ya seperti kita ketahui Freeport Indonesia kelola tambang hampir 50 tahun. 3,5 tahun yang kita usahakan sangat alot dan sangat intens sekali. Karena ini menyangkut negosiasi yang tidak mudah," tandas dia.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan Head of Agreement (HoA) ini merupakan suatu langkah maju dan strategis untuk mewujudkan kesepakatan Republik Indonesia dan PT Freeport Indonesia dan Freeport McMoran pada 27 Agustus 2017 lalu.

Apa saja keuntungan untuk Indonesia saat menguasai 51 persen saham freeport?

Peningkatan pendapatan dan kepercayaan didapat

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, berharap dengan adanya penandatanganan ini akan memberikan peningkatan pendapatan negara. Hal ini juga menjadi komitmen pemerintah untuk menjaga iklim investasi dalam memberikan kepastian kepada investor.

"Dengan adanya Head of Agreement ini, yang baru saja disaksikan, maka telah dicapai proses divestasi, sebagaimana sudah ditandatangani tadi. Diharapkan, partnership diantara Freeport dan Inalum dan pemerintah baik daerah dan pusat akan mampu meningkatkan kepastian dalam lingkungan operasi, kualitas dan nilai tambah industri ekstratif. Sehingga bisa menambah kemakmuran bagi Indonesia dan Papua," jelasnya.

Freeport janjikan keuntungan lebih dari Rp 861,8 T

Freeport-McMoRan Inc, menjanjikan setoran dividen USD 60 miliar atau setara Rp 861,8 triliun ke pemerintah, jika masa operasinya yang habis pada 2021 diperpanjang sampai 2041. Dengan kepastian investasi dan operasi hingga 2041, Freeport memperkirakan manfaat langsung kepada pemerintah pusat dan daerah, serta dividen kepada Inalum dapat melebihi USD 60 miliar.

"Sebagai entitas bisnis Indonesia, PT Freeport Indonesia meyakini bahwa kesepakatan pokok tersebut akan memberikan manfaat bagi semua pihak," kata Presiden dan Chief Executive Officer Freeport-McMoran Inc, Richard Adkerson.

Beri kapastian iklim investasi nasional

Kepala Pusat Bantuan Hukum Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Riyatno, mengatakan hasil akhir perundingan divestasi saham akan berpengaruh pada iklim investasi dalam negeri. Hasil negosiasi yang sama-sama menguntungkan bagi kedua pihak akan membuat investor lain juga akan merasa tenang terhadap investasinya.

"Kami harapkan negosiasi Freeport dengan pemerintah bisa hasilkan solusi terbaik. Keberhasilan negosiasi akan pengaruhi pandangan investor terkait iklim berusaha di Indonesia," kata Riyatno.

Transparansi pengelolaan Freeport

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono, mengatakan kepemilikan 51 persen membuat sumber daya alam Indonesia tidak lagi dikuasai asing. Selain itu, pengawasan terhadap perusahaan lebih transparan.

"Pencatatan investasi dan pembiayaan lainnya yang tidak transparan dan tidak terkontrol dengan baik, pengutamaan barang dan jasa dalam negeri masih kurang diperhatikan oleh Freeport," ujarnya.

Luar biasa sekali pemerintah saat ini, kali ini Indonesia benar - benar menjadi Macan Asia. Bayangkan, setelah Petral yang penuh mafioso bisa dibubarkan, disusul Blok Mahakam dikuasai 100% oleh Indonesia, kini Freeport kembali ke bumi pertiwi dengan 51% kepemilikan saham setelah hampir 50 tahun hanya memiliki 9,36%. Bukankah itu berarti pak Jokowi dan jajarannya yang justru cinta NKRI.?

"Jadi jangan dibolak balik ya kawan, dan ngapain juga kalian ngotot mau ganti presiden dengan yang belum jelas kualitas dan kecintaannya pada NKRI"


Berita Lainnya :


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar